Brisbane (ANTARA News) - Presiden Timor Leste Jose Ramos Horta mengatakan, ia mempertimbangkan untuk menduduki jabatan Komisioner Tinggi PBB untuk Urusan Hak Azasi Manusia (UNHCHR) yang ditinggalkan Louise Arbour yang mengundurkan diri jika ia dinominasi sebagai calon. "Banyak orang yang mendukung saya di luar sana dan saya juga tertarik dengan pekerjaan itu. Saya sudah bicara dengan banyak orang dan saya janji mengumumkan keputusan saya besok (Jumat)," katanya seperti dilaporkan jaringan pemberitaan ABC, Kamis. Jika Horta dipilih untuk menduduki jabatan di UNHCHR, berarti jabatan presiden Timor Leste akan dilanjutkan oleh wakilnya, Fernando "Lasama" de Araujo, sampai masa Pemilu berikutnya. ABC melaporkan, beberapa negara anggota PBB sudah mendukung Timor Leste untuk mengisi jabatan komisioner tinggi PBB yang kosong. Pemenang Nobel Perdamaian berusia 58 tahun ini sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Royal Darwin selama lebih dari sebulan akibat luka tembak serius yang dideritanya dalam serangan kelompok tentara pembelot pimpinan Alfredo Reinado di rumah kediamannya di Dili 11 Februari 2008. Timor Leste tidak kunjung keluar dari lingkar kekerasan sejak resmi memisahkan diri pada 20 Mei 2002. Serangan kelompok Alfredo Reinado 11 Februari terhadap Presiden Horta dan Perdana Menteri Xanana Gusmao menambah panjang rangkaian peristiwa berdarah yang mendera negara kecil tetangga Indonesia dan Australia itu sejak 2006. Pertikaian berdarah di negara itu setidaknya telah menewaskan 37 orang dan mengakibatkan 155 ribu orang mengungsi. Pemerintah Timor Leste bergantung pada bantuan tentara dan polisi asing untuk memulihkan kestabilan.(*)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2008