Banda Aceh (ANTARA) - Bupati Aceh Besar Mawardi Ali mengatakan pihaknya meminta kepolisian daerah (Polda) Aceh untuk menindak tegas dalam menangani kasus perambahan hutan yang terus terjadi di wilayah tersebut, yang menjadi salah satu penyebab daerah ini mengalami kekeringan.

"Penebangan liar di hutan kita terus terjadi luar biasa, ini tindakannya di Polda Aceh, mudah-mudahan Forkopimda Aceh juga menyahuti supaya ke depan tidak terjadi lagi kekeringan seperti ini," katanya saat meninjau sumber mata air PDAM Tirta Mountala yang mengalami kekeringan akibat kemarau di kawasan Mata Ie, kecamatan Darul Imarah, Aceh Besar , Rabu (18/9).

Ia menjelaskan, beberapa hutan Aceh Besar seperti di wilayah Seulimum, Jantho, Lamteuba, Lhoong serta Leupung sangat marak terjadinya penebangan liar. Dan pemerintah kabupaten terus menyerukan terkait penyelamatan hutan dalam rapat bersama Forkopimda Aceh Besar.

Baca juga: Kebakaran hutan di Aceh capai 60 ha sepekan terakhir

Baca juga: Puluhan hektare sawah di Aceh Barat alami kekeringan


"Tapi pemerintah kabupaten sangat terbatas kekuasaannya. Karena memang memang kewenangan menjaga penebangan liar hutan itu ada di pemerintah provinsi, kita berharap provinsi serius menangani ini khusus wilayah Leupung, Lhoong, dan juga Lamno," katanya.

Selain itu, Mawardi juga merasa sangat prihatin terhadap kekeringan yang terjadi di sumber mata air PDAM Tirta Mountala tersebut, sehingga mengakibatkan banyak pelanggan di wilayah tersebut tidak tersuplai air.

"Penyebabnya karena memang kemarau panjang yang memang waktunya ini sudah di puncak kemaraunya. Kita berharap dalam satu, dua hari ke depan, kalau bisa sore ini atau nanti malam sudah turun hujan," katanya.

Bahkan, dia juga mengimbau masyarakat Aceh Besar untuk berdoa dan melakukan shalat meminta hujan. Dengan harapan bisa turun hujan sehingga sumber air di daerah tersebut kembali lancar.

Baca juga: Dua kecamatan di Aceh Tamiang mula dilanda kekeringan

Pewarta: Khalis Surry
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2019