Palembang (ANTARA) - Pengamat budaya Prof Dadang Suganda menyebut generasi milenial Indonesia mulai bertransformasi ke budaya populer dengan karakteristik khasnya berupa hasrat ingin disukai banyak orang.

"Budaya populer merupakan suatu hasil karya, cipta, rasa, karsa manusia yang dibuat dengan tujuan untuk menyenangkan atau disukai banyak orang," kata Prof Dadang Suganda saat Kajian Identitas Kebudayaan di FISIP UIN Raden Fatah Palembang, Kamis.

Menurut dia ciri utama budaya populer ada pada tujuan utamanya yang menginginkan identitas generasi milenial disukai banyak orang, sedangkan ciri lainnya yakni nilai moralitasnya cenderung rendah serta masifnya pengaruh budaya impor.
Baca juga: BI sebut sifat konsumtif milenial perkuat ekonomi Indonesia

Ciri tersebut ditopang dengan karakter milenial yang tidak bisa lepas dari gawai, cenderung narsis, lebih senang ke hal-hal instan, hedon, pemalas, mudah bosan, dan sering berganti pekerjaan.

"Budaya populer sebenarnya melanda seluruh dunia, tidak hanya Indonesia, timbulnya budaya populer karena didorong oleh aspek Industrial, ekonomi, dan digital," kata Prof. Dadang yang merupakan Guru Besar Fakultas Ilmu Budaya Universitas Padjajaran.

Dulu, kata dia, hegemoni ekonomi menjadi landasan kehidupan masyarakat dunia yang mempengaruhi budaya massa dan industri, namun saat ini ada hegemoni moralitas yang lebih menggema dan dengan cepat mempengaruhi budaya massa serta industri.

Sehingga sektor industri saat ini dituntut menyesuaikan diri dengan karakteristik generasi milenial yang telah bertransformasi ke budaya populer tersebut.
Baca juga: Ekonom: Milenial dan UMKM pendorong utama pertumbuhan ekonomi nasional

"Milenial itu prinsipnya kerja cepat - kerja cerdas, tidak perlu kerja di kantor dan pakai seragam, yang penting outputnya tercapai sehingga waktu dan tempat bukan lagi menjadi hambatan," jelasnya.

Ia mencontohkan model-model kedai kopi atau kafe-kafe yang saat ini menjamur dengan cepat karena konsep pelaku bisnisnya menyesuaikan perilaku milenial yang menyukai nuansa instagramable, sehingga keselarasan antara budaya populer dan budaya industri itu tercapai.

Tuntutan konsep instagramable tersebut didukung dengan hasil penelitiannya yang mendapati 41 persen milenial aktif menggunakan media sosial Instagram dan didukung data yang menyebut 8 dari 10 orang Indonesia sudah terhubung ke internet.
Baca juga: Milenial berkontribusi bawa Indonesia keluar dari "middle income"
Baca juga: Investor pasar modal di Yogyakarta terus tumbuh, 35 persen milenial

Pewarta: Aziz Munajar
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2019