Ankara (ANTARA) - Turki melihat ada peluang untuk meningkatkan perdagangan dengan Amerika Serikat pada saat negara itu terlibat perang dagang dengan China, kata menteri perdagangan Turki, Selasa.

Menteri Perdagangan Ruhsar Pekcan menekankan kembali tujuan ambisius untuk meningkatkan perdagangan Turki-AS sebanyak empat kali lipat menjadi 100 miliar dolar AS (sekitar Rp1,4 kuadriliun) setahun.

"Kami telah menggambarkan bahwa berbagai masalah antara AS dan China akan menciptakan peluang penting bagi perdagangan di berbagai sektor," kata Mendag Pekcan dalam acara jumpa pers bersama Menteri Perdagangan AS Wilbur Ross.

"Kami telah menyatakan kepada pihak AS bahwa kami siap menyediakan berbagai produk," kata Pekcan.

Menteri Turki itu mengatakan perdagangan dan investasi akan menjadi topik utama yang akan dibahas Presiden AS Donald Trump dan Presiden Turki Tayyip Erdogan ketika kedua pemimpin bertemu selama pelaksanaan sidang Majelis Umum Perserikatan Bangsa-bangsa bulan ini di New York.


Baca juga: Perang dagang dampak dari AS tanggapi kurangnya komitmen dari China

Pada Sabtu (7/9), Turki meminta Amerika Serikat untuk mencabut hambatan perdagangan.


Permintaan itu disampaikan dalam pembicaraan yang dilangsungkan dengan tujuan untuk meningkatkan secara tajam perdagangan kedua negara.


Target perdagangan100 miliar dolar setahun yang diincar Washington dan Ankara itu tetap mengemuka kendati ada kemungkinan bahwa AS akan menjatuhkan sejumlah sanksi terhadap Turki terkait langkah Ankara membeli sistem pertahanan rudal S-400 buatan Rusia.


Amerika Serikat mengatakan perdagangan dengan Turki telah mencapai 24 miliar dolar pada 2017, dan AS mendapatkan surplus sebesar 1,5 miliar dolar.


Pada Mei, Gedung Putih mengatakan sedang mengakhiri pakta perdagangan, yang mengurangi tarif pada produk-produk tertentu, dengan Turki. Alasannya, tingkat pembangunan ekonomi Turki sudah tidak memenuhi syarat bagi negara itu untuk diberi bantuan.

Sumber: Reuters

Baca juga: Ketegangan perdagangan AS-China mereda, kurs yen melemah

Baca juga: AS, China mulai berlakukan tarif tambahan

Penerjemah: Tia Mutiasari
Editor: Gusti Nur Cahya Aryani
Copyright © ANTARA 2019