Pengelolaan mangrove dan satwa liar harus melibatkan berbagai pihak yang konsisten dan bersinergi dalam menjaga kelestarian lingkungan
Ternate (ANTARA) - Berbagai elemen di Provinsi Maluku Utara (Malut) menunjukkan kepeduliannya terhadap ekosistem laut, dengan menggelar lokakarya kolaborasi pengelolaan mangrove dan satwa liar, terutama di kawasan Pulau Halmahera.

Ketua Pengurus Wilayah Aliansi Masyarakat Adat Nusantara (PW AMAN) Malut, Munadi Kilkoda di Ternate, Sabtu, mengatakan, pengelolaan mangrove dan satwa liar harus melibatkan berbagai pihak yang konsisten dan bersinergi dalam menjaga kelestarian lingkungan.

"Hal ini terlihat dari komitmen bersama melalui workshop kolaborasi pengelolaan mangrove dan satwa liar di Desa Kao," katanya.

Dia mengakui, kegiatan ini awalnya atas tindaklanjut diskusi dan atas inisiatif Satgas Yonif 734/SNS Pos Kao, Pemerintah Desa Kao, AMAN, Uniera, Burung Indonesia.

Sebab, kata dia, dasarnya adalah kepentingan ini bertujuan untuk menunjukkan kepada orang-orang bahwa Desa Kao memiliki potensi mangrove yang besar dan juga ekosistem lainnya.

Mewakili PW AMAN Munadi mengapresiasi kepada semua pihak, terutama Satgas Yonif 734/SNS, Pemerintah Desa Kao serta masyarakat Kao yang senantiasa bersinergi dalam berbagai kegiatan serta memiliki niatan yang besar untuk menyukseskan kegiatan ini.

Lokakarya itu dihadiri oleh Staf Ahli Bupati Bidang SDM dan Pendidikan Joice Mahura, Ketua PW AMAN Malut, Munadi Kilkoda, Danpos 6 Kao SSK I Satgas Yonif 734/SNS Sertu Johanis FS, Danramil 1508-03/Kao, Kades Kao Taufik Max, Kepala Balai Taman Nasional Aketajawe, DAS Malut Arbain,Yayasan Burung Indonesia Vincentia Widyasari, tokoh adat dan tokoh masyarakat.

Bahkan, kata dia, kegiatan ini sangatlah luar biasa di mana mendorong kemaslahatan umat manusia, sehingga harus bersama-sama menjalin kolaborasi, demi mendorong kemajuan desa wisata ini.

Sementara itu, Dansatgas 734/SNS, Letkol (Inf) Edwin Charles ketika dihubungi menyatakan ternyata desa ini memiliki aspek nilai jual yang sangat tinggi yaitu pada sektor pariwisata.

Selain itu, kata dia, berbagai hasil laut sangat melimpah di desa ini karena terlihat masih banyak ditemui terumbu karang yang masih dalam kondisi baik, sampah-sampah tidak berserakan di sekitar pesisir pantai dan hal ini berdampak pada ekosistem di wilayah ini masih terjaga dengan baik.

Ia mengatakan warga Kao yang secara garis besar bermata pencarian sebagai nelayan dan pedagang serta karyawan ini memiliki watak yang sangat baik dan ramah serta peduli dalam menjaga ekosistem laut dan pesisir pantai sehingga membuat satwa ikan laut menjadi terjaga kehidupannya.

Hal ini akan menarik wisatawan lokal dan mancanegara untuk berkunjung di desa itu, katanya.

 Baca juga: Kelestarian lingkungan laut di Malut harus dijaga, imbau DKP

Baca juga: Indonesia suarakan perlindungan mangrove dalam panel internasional

Baca juga: Keong Laut Langka Ditemukan di Teluk Jailolo Malut


 

Pewarta: Abdul Fatah
Editor: Andi Jauhary
Copyright © ANTARA 2019