Jakarta (ANTARA) - Penyelenggara kompetisi maraton internasional Maybank Bali Marathon (MBM) 2019 fokus menjaga keamanan dan kesehatan para pelari yang menjadi peserta.

Presiden Direktur Maybank Indonesia
Taswin Zakaria menyebut pihaknya belajar dari MBM edisi tahun 2018.

"Maraton ini bukan olahraga yang bisa dianggap enteng," ujar Taswin dalam konferensi pers yang digelar di Gedung Sentral Senayan 3, Jakarta, Selasa.

Menurur Taswin, ada beberapa cara yang dilakukan untuk menjaga kondisi para pelari sepanjang mengikuti MBM 2019.

Pertama, panitia gencar melakukan publikasi terkait pentingnya latihan dan mengetahui kondisi kesehatan masing-masing sebelum berlomba.

Kedua, pihak Maybank menambah personel medis, pengamanan dan sarana kesehatan termasuk ambulans. Stasiun air pun di sediakan cukup di titik-titik strategis.

Lalu, panitia mengikutsertakan 42 pelari resmi (official pacer) untuk semua nomor kompetisi, yaitu 10 kilometer, 'half marathon' 21 kilometer dan 'marathon' 42,195 kilometer.

Para pelari resmi ini akan mendampingi peserta sepanjang berlari. Mereka sekaligus mengawasi potensi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.

"Para official pacers ini sudah mengikuti pelatihan untuk melakukan resusitasi jantung paru (CPR) agar dapat memberikan penanganan dalam kondisi darurat," tutur Taswin.

Maybank Bali Marathon sudah digelar delapan kali dan pernah mengalami kondisi darurat dimana seorang peserta meninggal dunia.

Pada MBM tahun 2018, seorang pelari yang menjadi peserta MBM meninggal dunia usai terkapar menjelang sampai garis finis.

Hal itulah yang menjadi perhatian penyelenggara untuk kompetisi tahun 2019.

Maybank Bali Maraton 2019 berlangsung pada Minggu, 8 September 2019. Titik mula dan finis berada di Bali Safari Marine Park, Gianyar, Bali. Rute yang dilalui tak jauh berbeda dengan tahun 2018.

Pewarta: Michael Siahaan
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2019