Kami berharap semua bisa positive thinking, kepala dingin, menyikapi permasalahan ini. Bila ada info beredar tidak baik maka diharapkan selektif. Hati-hati menyikapi itu. Kepada semua masyarakat, jangan cepat terprovokasi atau terpancing di media sos
Surabaya (ANTARA) - Ketua Ikatan Keluarga Besar Papua Surabaya (IKBPS) Pieter F. Rumaseb menegaskan warga Papua termasuk para mahasiswa yang ada di Surabaya dalam keadaan baik dan aman.

"Saat ini saya bersama senior Papua di Surabaya, menyampaikan terkait adik mahasiswa dan warga Papua di Surabaya tentang pengusiran itu informasi hoaks. Kami di Surabaya baik, adik mahasiswa hidup dengan damai," ujarnya saat ditemui di Mapolda Jatim di Surabaya, Senin.

Baca juga: Petik pelajaran, Tjahjo ingatkan kepala daerah jaga bicara

Baca juga: Wapres minta Polisi-TNI-Pemda bekerja tekan eskalasi ricuh Papua

Baca juga: Tokoh adat imbau pemerintah jamin mahasiswa Papua kuliah di Jawa


Ia menegaskan jika ada informasi terkait pengusiran warga masyarakat Papua yang tinggal di Surabaya maka merupakan informasi bohong atau hoaks.

Menurut dia, tidak ada perlakuan diskriminatif dari aparat penegak hukum yang dialamatkan kepada mahasiswa Papua, termasuk saat jajaran Polrestabes Surabaya mengamankan 43 mahasiswa Papua pada Jumat (16/8).

Pengamanan tersebut, kata dia, dilakukan dengan baik, bahkan saat proses pemulangan pun mahasiswa Papua diantarkan dengan baik.

"Saat kejadian, bahkan selama dua hari terakhir saya ada di sana (asrama mahasiswa Papua). Kalau ada pemberitaan (mahasiswa) dipukul atau meninggal itu hoaks. Kepolisian bawa ke Polrestabes dengan baik, dipulangkan jam 12 malam juga dalam keadaan baik," ucapnya.

Terkait adanya ucapan atau tindakan dari ormas yang mendatangi asrama mahasiswa Papua yang berbau rasisme, Pieter tidak menyangkalnya, terlebih ucapan tersebut menurutnya telah beredar di media sosial.

"Terkait adanya ucapan kata yang mengganggu kenyamanan masyarakat kami di sana (Papua), kami serahkan ke petugas kepolisian dan keamanan. Kalau itu (ucapan berbau rasis) kan sudah bisa dimonitor, di media ada. Kami serahkan ke kepolisian," katanya.

Sedangkan, tentang insiden perobekan bendera Indonesia, Pieter juga menyerahkan ke aparat kepolisian untuk mencari pelakunya.

Pieter berharap masyarakat yang ada di Papua dan Papua Barat bisa meredam diri, ia pun kembali menegaskan bahwa warga Papua di Surabaya dapat menuntut ilmu dengan aman, tanpa ada masalah.

"Kami berharap semua bisa positive thinking, kepala dingin, menyikapi permasalahan ini. Bila ada info beredar tidak baik maka diharapkan selektif. Hati-hati menyikapi itu. Kepada semua masyarakat, jangan cepat terprovokasi atau terpancing di media sosial," tuturnya.

Pewarta: Fiqih Arfani/Willy Irawan
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2019