Banyuwangi (Antara Bali) - Menko Maritim Rizal Ramli menyatakan akan
membahas dengan pihak terkait tentang perlindungan risiko kerja bagi
sejuta nelayan di Indonesia pada 2016, termasuk dengan Badan Penyelenggara Jaminan Sosial Ketenagakerjaan (BPJS-TK).
"Hal ini penting dilakukan karena selama ini perlindungan atas
risiko yang dihadapi para nelayan selama bekerja belum tersentuh,"
ucapnya dalam acara penyerahan Kartu Kepesertaan 1.000 nelayan jadi
Peserta BPJS-TK di Muncar, Banyuwangi, Sabtu.
Rizal memberi apresiasi dengan BPJS-TK yang memberi gratis iuran kepada nelayan selama enam bulan.
"Kita
juga akan berkerja sama dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan untuk
melanjutkan program perlindungan kecelakaan kerja dan kematian untuk
nelayan dengan BPJS Ketenagakerjaan, " ujar Rizal.
Hadir juga dalam acara itu Dirut BPJS Ketenagakerjaan Agus Susanto,
Direktur Kepesertaan BPJS-TK Ilyas Lubis dan Bupati Banyuwangi Abdullah
Azwar Anas.
Agus, yang juga berasal dari keluarga nelayan, menyampaikan
besarnya risiko nelayan saat melaut. Dia berharap program perlindungan
sejuta nelayan bisa dilindungi BPJS Ketenagakerjaan.
Upaya itu dimulai melalui iuran gratis selama enam bulan kepada
seribuan nelayan masing-masing di Muncar, dan sebelumnya berlangsung di
Indramayu, Jawa Barat, serta Sibolga, Sumatera Utara.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap Kementerian Kelautan dan
Perikanan (KKP) Narmoko Prasmadji menyatakan, peraturan perundangan yang
menyatakan semua nelayan harus terlindung dari risiko kerja.
"Mungkin bisa dikerjasamakan dengan BPJS Ketenagakerjaan," ucap Narmoko.
Dia menambahkan, akan mengkaji, penyelenggara mana yang memberi
perlindungan lebih baik bagi nelayan sebelum menunjuk BPJS atau
perusahaan asuransi tertentu sebagai pelindung nelayan dari risiko kerja
dan kematian.
Sementara itu, Bupati Azwar menyatakan selalu mengusahakan Tempat
Pelelangan Ikan (TPI) Muncar untuk selalu bersih melalui pengadaan
Festival Islami agar nelayan hidup bersih.
Sebelumnya, Azwar di
pembukaan Festival Sego (nasi) Cawu, mengatakan berusaha mengubah citra
Banyuwangi sebagai daerah yang kuat klenik dan tempat kencing di
Ketapang, sebelum turis menyeberang ke Bali.
Tahun ini terdapat 53 festival di BanyuwangI. Festival Sego Cawu
diadakan untuk menaikkan kualitas makanan tradisional yang beriringan
dengan festival buah untuk meningkat kualitas buah lokal.
"Dalam lima tahun terakhir di lingkungan Pemda Banyuwangi hanya
boleh disajikan buah lokal," ujar Azwar, mengemukakan bentuk
keberpihakan kepada petani buah lokal. (WDY)
Menko Maritim Pertimbangkan BPJS-TK Pelindung Nelayan
Sabtu, 9 April 2016 20:19 WIB