Denpasar (Antara Bali) - Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta mengingatkan kepada pelajar di daerah setempat untuk tidak iseng terkait keberadaan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) karena bisa berdampak luas terhadap keamanan wilayah dan pariwisata.
"Jangan berbicara sembarangan di era kekinian karena akan menimbulkan dampak sektor pariwisata," katanya di Denpasar, Senin.
Menurut dia, pihak sekolah dan orangtua juga dituntut memaksimalkan pendidikan budi pekerti dan moral kepada generasi muda agar tidak main-main menyebarkan isu yang sensitif.
"Tolong jangan lakukan hal-hal nekat yang dapat memprovokasi, yang menyebar benih permusuhan," ucap mantan Wakil Bupati Badung itu.
Terlebih, sebagai daerah tujuan wisata dunia, keamanan menjadi taruhan bagi Bali karena hal itu merupakan mutlak untuk diwujudkan.
Sebelumnya, Kepolisian Daerah Bali memintai keterangan dua orang siswa SMA 1 Denpasar yang menebar isu keberadaan jaringan "Islamic State of Iraq and Syria" (ISIS) yang ditempel di sekolah setempat.
Kedua siswa dengan inisial Putu Ayu TK (16) dan I Putu CM (16) itu kemudian diperiksa aparat di Direktorat Reserse Kriminal Umum Polda Bali. Dalam pemeriksaan itu, polisi juga mengerahkan teknologi informasi dan tes psikologi untuk membuktikan kebenarannya.
Kepala Bidang Hubungan Masyarakat Polda Bali Kombes Pol Hery Witanto menjelaskan bahwa Putu Ayu menulis informasi keberadaan ISIS itu, sedangkan I Putu CM yang menempel satu lembar kertas bertuliskan ancaman dari ISIS itu di papan pengumuman dekat ruang guru.
Dia menjelaskan bahwa dari keterangan keduanya, ulah "nakal" itu dilakukan hanya sebatas main-main semata. (WDY)