Negara (Antara Bali) - Satu bulan terakhir, tiga warga Kabupaten Jembrana tewas dengan cara bunuh diri, rata-rata dipicu rasa frustasi akibat sakit yang dideritanya.
Terakhir, Salwiyah (65), seorang janda di Dusun Munduk, Desa Pohsanten, ditemukan tewas gantung diri pada kusen pintu rumahnya.
"Mungkin dia frustasi, karena sejak menjadi janda delapan tahun lamanya sering sakit-sakitan," kata Halimah, adik korban yang tinggal serumah dengannya.
Ia mengaku, tahu kakaknya itu gantung diri saat pulang dari berjualan di pasar, sekitar pukul 10.30 wita.
Melihat kakaknya tergantung dengan kain warga hitam pada kusen pintu, ia berteriak minta tolong kepada warga sekitar.
Kapolsek Mendoyo, Komisaris Wayan Sinaryasa mengatakan, dari visum yang dilakukan tidak ditemukan tanda-tanda kekerasan pada tubuh korban.
"Dari hasil visum, kasus ini murni gantung diri. Berdasarkan keterangan keluarganya, korban selama ini sakit-sakitan yang kami duga menjadi penyebab ia nekat gantung diri," katanya.
Sebelumnya, pada Senin (17/11), Gusti Ketut Warsa (48), warga Desa Batu Agung juga ditemukan tewas gantung diri, yang diduga karena penyakit kulitnya tidak kunjung sembuh.
Sehari setelahnya, lagi-lagi seorang warga Kabupaten Jembrana di Kelurahan Sangkar Agung juga melakukan bunuh diri, dengan cara menusukkan pisau ke beberapa bagian badannya.
Saat ditemukan keponakannya, tubuh Ni Ketut Suartini bersimbah darah dengan luka di beberapa bagian tubuh khususnya pada perut.
Dari Wayan Merta, keponakan korban diperoleh keterangan, Suartini menderita gangguan jiwa dan pernah dirawat di Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Kabupaten Bangli.(GBI)
Sebulan Tiga Warga Jembrana Bunuh Diri
Jumat, 28 November 2014 14:10 WIB