Jakarta (Antara Bali) - PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC) mulai 1 April 2014
resmi mengambil alih pabrik amoniak milik Jepang, Mitsui & Co Ltd,
dan Tomen di Bontang, Kalimantan Timur, dengan nilai Rp1,5 triliun.
"Pengambilalihan pabrik amoniak berkapasitas 660.000 ton per tahun
itu, lebih cepat dari perjanjian awal yang seharusnya tahun 2018," kata
Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Dahlan Iskan usai memimpin Rapat
Koordinasi Kementerian BUMN di Kantor Pupuk Kaltim, Jakarta, Kamis.
Menurut Dahlan, pabrik yang telah beroperasi 10 tahun tersebut
menurut perjanjian seharusnya diserahkan kepada pihak Indonesia pada
tahun 2018 dengan harga sekitar Rp4 triliun.
Namun pengambialihan dipercepat dengan harga yang lebih rendah,
senilai Rp1,5 triliun, karena kemampuan negosiasi dan kesanggupan
keuangan perusahaan yang didukung penuh oleh induk usaha (holding).
Akan tetapi, ujar Dahlan, dalam kesepakatan pembelian tersebut
pihak Jepang meminta bahwa 60 persen dari produksi amoniak tersebut
dibeli Mitsui untuk dikirim ke Jepang.
"Ini negosiasi yang berhasil. Selain sudah memiliki pasar di
Jepang, harga jual juga menggunakan harga internasional," ujar Dahlan.
Adapun sisanya, sebesar 40 persen, dialokasikan ke Pabrik Petro Kimia Gresik untuk bahan baku pupuk NPK.
"Dengan pengambialihan tersebut, maka PIHC akan menjadikan amoniak
tersebut sebagai entitas bisnis sendiri, menjadi anak perusahaan baru
dengan nama PT Pupuk Indonesia Kimia," ujar Dahlan.
Direktur Utama PIHC Arifin Tasrif mengatakan pabrik amoniak
tersebut akan mendukung rencana perusahaan induk untuk mengembangkan
industri petrokimia berbasis nitrogen seperti amonium nitrat, di samping
menjamin ketersediaan amoniak untuk bahan baku pupuk, terutama NPK.
"Jadi manfaatnya ada kepastian pasokan amoniak untuk memenuhi
kebutuhan industri pupuk di dalam negeri dan menunjang pengembangan
industri petrokimia," ujar Arifin.
Sejak beroperasi pada tahun 2000, produksi amoniak tersebut
dipasarkan ke mancanegara dengan tujuan utama Taiwan, India, Vietnam,
Korea Selatan, Jepang, dan negara-negara lain di kawasan Asia Pasifik.
"Setelah diambil alih nanti, kami akan mengutamakan pasokan amoniak
untuk kebutuhan di dalam negeri, di samping ekspor," ujar Arifin. (WDY)
Pupuk Indonesia Caplok Pabrik Amoniak Jepang
Kamis, 8 Mei 2014 12:23 WIB
Pengambilalihan pabrik amoniak berkapasitas 660.000 ton per tahun itu, lebih cepat dari perjanjian awal yang seharusnya tahun 2018"