"Pameran dan lelang amal ini didedikasikan kepada Bali Pink Ribbon Foundation, sebuah organisasi nirlaba yang fokus melakukan kampanye kanker payudara di Bali," katanya di Seminyak, Bali, Sabtu.
Ia mengatakana pameran amal juga akan digelar pada 23 Januari 2014 di Laguna Resort & Spa Nusa Dua, yang hasilnya akan disumbangkan kepada Organisasi Dunia Unicef.
Pelukis kelahiran Jakarta 25 Desember 1963 ini sangat dikenal di dunia kesenirupaan dan sedikit dari seniman perempuan yang kerap melakukan pameran tunggal di luar negeri.
Seniman lukis ini memilih judul pameran yang pernah ia pakai di Belanda, Singapura dan Malaysia, "From Indonesia with Love" dalam pameran di Pulau Dewata yang dianggap Sasya sebagai pintu gerbang Indonesia ke dunia internasional.
"Saya mengusung karya bertemakan wayang, bunga, dan kupu-kupu yang mewakili ranah keindonesiaan dan merupakan bagian dari periodisasi penting kekaryaanya," katanya.
Ia mengatakan lukisan wayang dan bunga merupakan hasil karya mengawali karirnya sebagai pelukis. Setiap sosok wayang dalam karyanya seolah menerakan narasi dan filosofi yang terkandung dari seni tradisional tersebut.
Darah Jawa yang mengalir dalam dirinya membuat Sasya sangat memahami dan mendalami karakter wayang yang dituangkan di atas kanvas.
Sedangkan karya bertema bunga merupakan ungkapan rasa yang menggambarkan berbagai emosi dan keindahan hidup manusia. Lukisan bunga merupakan ungkapan hati Sasya untuk berbagi kisah hidupnya.
Tak salah jika dalam perjalanan berkarya itu, Sasya juga terinspirasi kupu-kupu yang melengkapi kehidupan aneka bunga.
Pada lukisan-lukisan kupu-kupu, Sasya mengekspresikan metamorfosis pelukis ini dengan sempurna. Pun menggambarkan proses penempaan kehidupan pribadi Sasya. Setiap goresan kuas menceritakan pergumulannya melewati masa suka-duka, senang-sedih mengarungi kehidupan.
"Keindahan lukisannya saya merupakan rahmat dan kasih Tuhan, serta kebanggaan terhadap putra saya, Nicholas, yang pernah pameran kolaborasi dengan saya," ucapnya.
Ia mengatakan hari ke hari terus berkarya dengan berbagai media, baik di atas kertas, kanvas maupun kain sutera dengan cat air maupun cat minyak.
Sejumlah karyanya telah menjadi koleksi tokoh, di antaranya Presiden Megawati Soekarnoputri, Joop Ave, Pramono Anung, Fuad Hassan, Hashim Djojohadikusumo, Hary Tanoesoedibjo, dan Ciputra.
Para tokoh mancanegara pun mengoleksi karyanya, yakni Presiden Filipina Corazon Aquino, Dato Tony Fernandez (Malaysia), penyanyi Daniel Sahuleka (Belanda), dan Lopes da Cruz (Portugal) dan tokoh-tokoh internasional lainnya.
Perjalanan hidup Sasya sangat berwarna seperti warna-warni pada lukisannya. Ketika keluarganya berharap menjadi dokter, dia justru memilih kuliah di Industrial Engineering & Operations Research di Syracuse University, New York. Kemudian mengambil program MBA di Rotterdam School of Management di Erasmus University, Belanda.
Meskipun beberapa kali bekerja mapan di berbagai perusahaan, Sasya yang sudah kepincut melukis memilih menjalani aktivitas seni rupa menjadi yang utama.
Perempuan yang pernah belajar melukis di Vrije Academie, Rotterdam, Belanda itu pun bebas terbang berkarya dan pameran di berbagai negara.
Sasya merasakan, kasih Tuhan yang begitu besar telah menolongnya bermetamorfosis melewati masa-masa sulit dalam hidupnya.Ia tidak pernah bermimpi menjadi seniman. Melalui melukislah dia benar-benar menikmati anugerah Tuhan secara utuh.
"Setiap masa berkesenian itu adalah kisah perjalanan bersama Tuhan. Inilah yang menjadikan karya-karya saya juga menganduang aura spiritual kebesaran Tuhan," katanya.(I020)