Kairo (Antara Bali)
- Peneliti pembudidayaan mangga di Mesir, Prof Dr Sanaa Samy Ebeed,
kaget ketika ditanya tentang "Mangga Soekarno" .
"Di Mesir tidak ada mangga Soekarno," kata Prof Sanaa dalam
perbincangan dengan ANTARA di ruang kerjanya di Pusat Penelitian buah
tropis pada Kementerian Pertanian Mesir hari Kamis (10/10).
"Saya tahu Ahmad Soekarno itu Presiden Indonesia, tapi belum pernah
saya mendengar adanya Mangga Soekarno," tutur wanita peneliti yang juga
guru besar pembudidayaan mangga di Ain Shams Universitas dan beberapa
universitas setempat.
Pernyataan senada diutarakan Prof Dr Ahmed Abdel Moneim Taha, Kepala
Pusat Kajian Bidang Pegembangan Buah-Buahan Tropis pada Kementerian
Pertanian Mesir.
"Mangga Soekarno? Saya belum pernah dengar adanya mangga bernama
Mangga Soekarno. Setahu saya Ahmad Soekarno adalah kawan karib Presiden
(Mesir) Gamal Abdel Nasser," ujar Prof Ahmed mempertanyakan.
Prof Sanaa dan Prof Abdel Moneim dikonfirmasi mengenai Mangga
Soekarno yang sejak lama diperbincangkan di kalangan banyak orang
Indonesia bahwa di Mesir terdapat Mangga Soekarno.
"Saya meneliti pengembangan mangga itu sejak dari pendidikan program
master (S2), begitu pula risalah (tesis) doktoral saya juga bertalian
dengan pembudidayaan mangga. Namun, saya tidak menemukan itu Mangga
Soekarno," papar Prof Sanaa.
Ketika ditanya kemungkinan Presiden Soekarno dalam kunjungannya ke
Mesir pada tahun 1960-an, pernah menawarkan bantuan bibit mangga dari
Indonesia sehingga kemudian diberi nama Mangga Soekarno, Prof Sanaa
menepisnya.
"Jangankan Mangga Soekarno, bibit-bibit mangganya pun tidak ada catatan berasal dari Indonesia," katanya.
Prof Sanaa menjelaskan, ada ratusan jenis mangga di Mesir yang
berasal dari beberapa negara seperti dari India, Pakistan, Brazil,
Afrika Selatan dan Florida, Amerika Serikat.
"Tidak ada catatan bibit mangga berasal dari Indonesia dalam pembudidayaan mangga di Mesir," kata Prof Sanaa.
Dalam buku "Ashnaf wa Ushul Manggo Jadidah" (Varietas dan asal usul
mangga baru) terbitan Pusat Pengkajian Perkebunan pada Fakultas
Pertanian Universitas Ain Shams (2007), menjelaskan jenis-jenis mangga
yang dikembangkan di Mesir dan bibit dari negara asal.
Jenis-jenis mangga tersebut di antaranya, mangga Ammarpalli dari
India, mangga Sabra dari Afrika Selatan, mangga Kensington dari
Australia, dan mangga Palmer dari Florida.
Selain itu, ada juga mangga yang cukup terkenal di Mesir, mirip
jenis mangga di Indonesia, yaitu Manggo Sukkari (mangga manis), serupa
mangga gole.
Ketika ditanya lagi, apakah ada kemungkinan Manggo Sukkari itu
bibitnya dari sumbangan Presiden Seokarno sehingga dinamakan Mangga
Seokarno, tapi kemudian berubah nama menjadi Mangga Sukkari untuk
penyesuaian lidah orang Mesir?
Prof Sanaa lagi-lagi menepisnya, "Mangga Sukkari itu berasal dari
India, yang kini dikembangbiakkan di kawasan Ismailiyah dan Alexandria".
Ada pula Mangga Timor, yang oleh Prof Abdel Moneim Taha awalnya diduga berasal dari Indonesia, namun dibantah Prof Sanaa.
"Mangga Timor itu dikembangkan oleh Timor Pasha (salah seorang
penguasa Mesir) yang kemudian namanya diadopsi untuk nama mangga
tersebut," paparnya.
Menurut buku "Ziraah wa Intaj al Manggo" (penanaman dan produksi
mangga), terbitan Pusat Pengkajian Pertanian pada Kementerian Pertanian
Mesir mengungkapkan bahwa pembudidayaan di Mesir berlangsung sejak tahun
1825, di era pemerintahan Mohammad Ali Pasha.
Mohammad Ali Pasha yang memerintah selama 43 tahun dari 1805-1848 itu dikenang sebagai Bapak Pendiri Mesir Modern.
"Di Era Mohammad Ali Pasha pembudidayaan mangga di Mesir mulai
digencarkan yang pembibitannya dari negara-negara tropis," katanya.
Mitos
Presiden
Megawati Soekarnoputri saat kunjungan ke Mesir pada September 2002,
salah satu agendanya adalah mengunjungi kebun mangga, yang konon
kabarnya, "pernah ditanam ayahnya, Presiden Soekarno".
Itulah sebabnya, menjelang kedatangan Megawati, Kementerian Luar
Negeri Indonesia meminta KBRI Kairo untuk menyiapkan rencana kunjungan
ke perkebunan mangga.
"KBRI kelabakan mencari alamat tempat kebun mangga yang ditanam Bung
Karno," kata Muhammad Haras Baco, Staf Bidang Ekonomi KBRI yang ditugasi
mencari alamat kebun mangga tersebut.
Haras didampingi Muhammad Arifin, juga Staf Bidang Ekonomi KBRI,
mendatangi Kementerian Pertanian Mesir untuk mencari data menyangkut
kebun mangga Soekarno.
"Hasilnya nihil. Tidak ada mangga Soekarno dan tidak pula data bibit
mangga dari Indonesia tercatat di Kementerian Pertanian Mesir", kata
Haras.
Akhirnya, menurut Haras, lewat Ammu Ibrahim, seorang warga Mesir
mantan staf KBRI, menunjukkan salah satu kebun mangga di kawasan
Alexandria di bagian utara Mesir untuk dikunjungi Presiden Megawati dan
rombongan.
Anehnya, Menteri Pertanian Mesir Youssef Wali memperkenalkan kepada
Presiden Megawati bahwa kebun mangga tersebut memproduksi Mangga
Soekarno.
"Saya kira penjelasan Menteri Wali itu hanya sekedar basa-basi
politik untuk menghormati Sang Tamu Agung," kata Muhammad Arifin.
Atase Pendidikan dan Kebudayaan KBRI Kairo, Dr.Muhammad Nursamad
Kamba yang menjadi penerjemah Presiden Megawati dalam kunjungan itu
mengatakan, banyak sekali orang Mesir menghadiahkan buah mangga kepada
Ibu Mega.
"Hadiah mangga harum manis asli Indonesia kepada ibu Mega itu dari
bibit2nya sampai buah yang sudah matang. Harapannya sih bibitnya bisa
ditanam ulang di Indonsia setelah di-Mesir-kan," kata Nursamad, entah
dari mana pula sumbernya.
Dalam buku, "Jauh di Mata Dekat di Hati, Potret Hubungan
Indonesia-Mesir" (2009), tidak diceritakan secara rinci mengenai Mangga
Soekarno tersebut.
Di buku itu hanya mengutip suratkabar Mesir Al Ahram pada 13
September 2002 terkait kunjungan Presiden Megawati ke Mesir, yakni
agenda melihat mangga yang dahulu pernah ditanam oleh ayahnya, Soekarno,
di perkebunan Mesir.
Al Ahram sendiri dalam pemberitaannya tentang kunjungan Presiden Megawati tidak menyebutkan nama "Mangga Soekarno".
Ihwal Mangga Soekarno dalam buku terbitan KBRI tersebut hanya
mengutip koran Indonesia, Kompas, 2 April 1977 yang bersumber dari Dubes
RI untuk Mesir, Fuad Hassan.
"Dulu Presiden Soekarno pernah memberi bibit mangga Simanalagi
kepada Mesir dan kemudian manjadi salah satu jenis buah ekspor Mesir,"
kata Fuad Hasan yang menjabat Dubes di Mesir selama empat tahun pada
1976-1980.
Penjelasan Fuad Hasan -- yang belakangan menjadi Menteri Pendidikan RI (1985-1993) -- ini mengandung keanehan.
Bila benar adanya bibit mangga sumbangan Presiden Soekarno, pasti tercatat di KBRI dan Kementerian Pertanian Mesir.
Selain itu, bila benar, penanamannya pun dipastikan berlangsung
upacara meriah yang dihadiri KBRI dan pejabat setempat, karena
menyangkut sumbangan seorang Kepala Negara.
Lebih aneh lagi, beberapa kalangan warga Indonesia di Mesir mengaku pernah melihat Mangga Soekarno.
"Ada dijual di Mahatha Mutsallats, saya pernah beli, kata orang
Mesir, ini mangga Soekarno," kata Siron Laawa El-Sute, mahasiswa
Indonesia di Mesir.
Namun, penelusuran ANTARA di lapangan termasuk di Souq Abbour,
pasar induk distribusi hasil pertanian, tidak menemukan Mangga Soekarno,
begitu pula di Mahathah Mutallats, kawasan tempat bermukimnya ribuan
mahasiswa Indonesia di Kairo.
Ada kemungkinan, banyak WNI bertanya tentang mangga Soekarno,
sehingga penjualnya mengaku-ngaku adanya mangga Soekarno agar jualannya
laku.
"Ketika kami beli mangga muda di Qanathir Khairiyeh, Kairo Utara,
tahun 1990-an, penjualnya bilang, itu mangga Soekarno. Mungkin dia
bilang begitu karena tahu kami dari Indonesia. Entahlah," kata Rubai
Munawar, mantan wartawan Radio Mesir Suara Indonesia.
Alhasil, mangga Soekarno di Mesir tidak lebih dari mitos dan lelucon. (WRA)
Ternyata "Mangga Soekarno" di Mesir itu Cuma Mitos
Sabtu, 12 Oktober 2013 18:05 WIB