Denpasar (ANTARA) - Balai Wilayah Sungai (BWS) Bali Penida mulai melaksanakan pengerukan di Waduk Muara Nusa Dua yang merupakan muara Tukad Badung sebagai langkah awal mengurangi risiko banjir di kawasan hilir.
Kepala BWS Bali Penida Gunawan Suntoro di Denpasar, Senin, mengatakan pengerukan tersebut dilakukan mengingat musibah banjir pada 10 September lalu, yang melanda sejumlah titik di Kota Denpasar termasuk kawasan Tanah Kilap, menyisakan kekhawatiran warga.
Pengerukan itu juga menindaklanjuti keluhan masyarakat di Desa Pemogan, Denpasar Selatan yang menginginkan adanya normalisasi muara Tukad Badung dan pengerukan sedimen waduk dapat dilakukan secara rutin.
Upaya ini dinilai penting untuk menambah kapasitas tampungan air saat intensitas hujan tinggi sehingga meminimalisir luapan air ke rumah warga.
Gunawan Suntoro menyatakan kondisi sedimentasi di Waduk Muara Nusa Dua (muara Tukad Badung) memang sudah cukup tinggi.
Karena itu, pengerukan rutin dilakukan. Namun, pihaknya menghadapi kendala keterbatasan lahan untuk pembuangan sedimen.
"Saat ini, lahan sementara yang tersedia hanya sekitar 1.200 m2 dengan kapasitas tampung 5.000-6.000 m3. Untuk itu, BWS Bali Penida juga mengajukan partisipasi pemerintah desa dalam penyiapan lahan pembuangan tambahan," ujarnya.
Selain pengerukan waduk, BWS Bali Penida berkoordinasi dengan Pemkot Denpasar untuk memperbaiki alur sungai Tukad Badung.
Sejumlah titik perkuatan tebing yang jebol akibat banjir mulai ditangani, terutama yang berdekatan dengan permukiman dan akses jalan warga.
Perbekel Desa Pemogan I Made Suwirya menyampaikan apresiasi atas langkah cepat yang diambil BWS Bali Penida.
“Kami berharap agar kegiatan normalisasi waduk dan sungai Tukad Badung yang ada di hilir dilakukan secara rutin dan berkesinambungan, sebagai upaya antisipasi banjir,” ujarnya.
Dia berharap dengan adanya pengerukan waduk serta perbaikan alur sungai, risiko banjir di kawasan hilir diharapkan dapat ditekan.
Lebih dari itu, upaya ini juga menjadi cara untuk memulihkan kembali rasa aman masyarakat Desa Pemogan, setelah peristiwa banjir besar yang belum lama berlalu.
Baca juga: Pemkab Badung tata kawasan sungai untuk cegah banjir
Baca juga: PUPR Kota Denpasar pasang kisdam tahan laju air di Sungai Ayung
Baca juga: BWS klaim bangunan terdampak banjir ada sebelum sempadan sungai diatur
Baca juga: BWS Bali bersiap lakukan normalisasi cegah banjir besar terulang
