Mangupura (ANTARA) - Seniman Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu, Desa Adat Munggu, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung beradu kemampuan dengan seniman dari daerah lain pada kegiatan Lomba Tari Barong Ket masih dalam rangkaian Pesta Kesenian Bali (PKB) 2025.
“Penampilan Barong Ket dari Badung mengacu pada tema PKB 2025 yakni Jagad Kerthi. Tidak hanya menyajikan identitas estetika, tetapi juga mengangkat seni pada martabat Jagat agar Kerthi atau terpelihara dan dimuliakan,” ujar Ketua Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu I Putu Eka Darmayasa di Mangupura, Minggu.
Sebagai bentuk kreativitas dan keunikan, Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu menghadirkan pola Bebadungan ke dalam garapan.
“Jadi dari Provinsi Bali kan ada beberapa kriteria yaitu papeson yakni bebarisan atau topeng, condong, guak macok, dan pelayon. Bebadungan itu khusus di bapang barong misalnya di bagian guak macok, ada ciri khasnya, pasti agak keras atau agresif,” kata dia.
Eka Darmayasa menjelaskan pada bagian pelayon, Sanggar Seni Tari dan Tabuh Semeton Barong Munggu berupaya membangkitkan kembali warisan musikal yang sempat redup.
“Pelayon yang sudah ada di Desa Munggu, kami bangkitkan kembali. Itu alur musik yang yang kami angkat sekarang dan kami sajikan sebagai Duta Kabupaten Badung,” jelas dia.
Menurut dia, kesenian Barong Ket memiliki tantangan tersendiri saat tampil, baik dari harmonisasi gending dan gerakan barong, hingga kekuatan fisik para penari.
Oleh karena itu, sebelum tampil maksimal di PKB ke-47 tahun 2025 pihaknya telah melakukan persiapan dan latihan selama empat bulan dengan memaksimalkan manajemen waktu latihan agar stamina para seniman betul-betul terjaga.
“Kami melibatkan 27 orang penabuh, dua orang penari bapang barong, dan dua orang penari tedung dengan latihan seminggu empat kali,” ungkap Eka Darmayasa.