Denpasar (ANTARA) - Wakil Gubernur Bali I Nyoman Giri Prasta menyayangkan tragedi perkelahian warga yang berujung kematian di arena tajen atau sabung ayam.
“Yang pertama kami menyayangkan sekali hal itu bisa terjadi dan semoga ini kali pertama yang terakhir dan tidak akan terulang lagi,” kata dia setelah mengikuti Sidang Paripurna DPRD Bali di Denpasar, Senin.
Diketahui berdasarkan keterangan Polsek Kintamani pada Sabtu (14/6) pukul 12.00 Wita berlangsung sabung ayam di Enjing Les Banjar Tabu, Desa Songan A, Kabupaten Bangli.
Sekitar pukul 16.00 Wita, warga bernama Mangku Luwes (40) datang dalam kondisi mabuk dan menanyakan orang yang bertanggung jawab di arena sambung ayam tersebut.
Baca juga: Jaksa hadirkan dua saksi kasus pembunuhan di Jalan Nangka Denpasar
Akhirnya, terjadi adu mulut antara dia dan warga lain bernama Komang Alam (37) yang berujung perkelahian menggunakan senjata tajam.
Dalam perkelahian itu Komang Alam perutnya terluka terkena sabetan senjata tajam hingga meninggal dunia, sementara Mangku Luwes luka terkena taji atau pisau aduan ayam dan dinyatakan masih hidup.
Korban Komang Alam dinyatakan meninggal dunia setelah sempat mendapatkan perawatan di RSU Bangli, sedang Mangku Luwes masih dalam keadaan kritis dievakuasi ke RSUP Prof Ngoerah.
Menurut Wagub Bali, kejadian ini mengingatkan masyarakat untuk menguatkan konsep persaudaraan atau menyama braya.
Baca juga: Jaksa adili perampok dan pembunuh lansia di Jimbaran
Yang ia takutkan karena pengaruh alkohol, konsep ini lenyap dan masyarakat tidak bisa mengendalikan dirinya.
Giri Prasta mengajak seluruh masyarakat saling mengawasi atau menjaga teman atau siapa pun masyarakat sekitar agar terjaga dari aksi-aksi di luar kontrol.
“Kami khawatir hanya satu, pengaruh alkohol, karena di luar daripada nalar, kesadaran dan emosi yang amat sangat tidak bisa dikendalikan,” ujarnya.
Disinggung soal rencana kelanjutan apakah arena praktik perjudian dan penganiayaan hewan di Kabupaten Bangli tersebut akan ditutup, Giri enggan merespons.