Denpasar (ANTARA) - Komando Daerah Militer IX/Udayana menggelar sarasehan bertema "Menggali Akar Sejarah dan Literasi di Balik Identitas Kodam IX/Udayana" di Denpasar, Senin, dalam rangka memperingati Hari Bakti Ke-68.
Sarasehan yang menjadi momen penting dalam merefleksikan jejak sejarah panjang perjuangan dan pengabdian Kodam IX/Udayana itu menghadirkan dua narasumber yakni Kolonel Purn. Dr. Drs. Dewa Ketut Budiana yang saat ini menjabat sebagai Ketua Yayasan Universitas Hindu Indonesia (UNHI) Denpasar, dan Ketua DPD Legiun Veteran Republik Indonesia (LVRI) Provinsi Bali I Gusti Bagus Saputera
Pangdam Udayana Mayor Jenderal TNI Piek Budyakto mengatakan peringatan Hari Bakti Ke-68 ini merupakan momentum strategis untuk mengenang semangat juang para pendahulu, khususnya sosok Pahlawan Nasional I Gusti Ngurah Rai yang menjadi simbol keberanian dan pengorbanan dalam pertempuran heroik Puputan Margarana.
“Kita adalah pewaris sejarah panjang perjuangan ini. Menjadi tanggung jawab kita untuk menjaga stabilitas keamanan dan melanjutkan nilai-nilai perjuangan para pendahulu," katanya.
Sarasehan itu, menurut dia wadah penting untuk menelusuri mata rantai sejarah Kodam IX/Udayana dari masa ke masa, dari ancaman tradisional hingga tantangan era modern.
Baca juga: Pangdam Udayana anjangsana ke Puri Ngurah Rai timba semangat pahlawan
Pangdam menyampaikan pentingnya sinergi dengan seluruh elemen masyarakat, termasuk pemerintah daerah, tokoh adat, tokoh agama, dan semua pemangku kepentingan, demi melanjutkan pengabdian yang dilandasi semangat dan nilai-nilai luhur perjuangan.
Dalam sesi paparan, I Gusti Bagus Saputera menyampaikan berdirinya Kodam IX/Udayana tak terlepas dari perjuangan I Gusti Ngurah Rai dalam memimpin Resimen Sunda Kecil dalam pertempuran di Nusa Tenggara yang dikenal dengan pertempuran Tanah Aron dan pertempuran Selong.
Bahkan terjadi peristiwa yang sangat heroik di Desa Marga pada sore hari, tanggal 20 November 1946, di mana Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur bersama anak buahnya dalam perang Puputan.
Gusti Bagus Saputera mengangkat kembali pesan luhur I Gusti Ngurah Rai bahwa kemerdekaan hanya dapat diraih melalui persatuan dan keberanian.
“Indonesia akan merdeka jika kita bersatu, berani, dan tidak pernah gentar menghadapi tantangan. Semangat Merdeka atau Mati harus tetap menyala dalam jiwa kita," katanya.
Baca juga: Kodam Udayana tindak tegas prajurit terlibat tindak pidana
Sementara itu, Kolonel Purn. Dewa Ketut Budiana memaparkan filosofi di balik penamaan Kodam IX/Udayana.
Menurut dia, nama "Udayana" diambil dari Raja Sri Dharma Udayana Warmadewa, tokoh termasyhur yang dikenal dengan kepemimpinan berjiwa kesatria dan nilai-nilai kedewataan seperti keberanian, keadilan, dan keteguhan membela kebenaran.
“Hanya konsep kepemimpinan Raja Udayana yang hingga kini tetap relevan. Itulah yang menjadi inspirasi dan dasar dari identitas Kodam IX/Udayana,” katanya.
Pada 27 Mei 2025, Kodam Udayana merayakan Hari Ulang Tahun Ke-68. Kodam Udayana dibentuk pada 27 Mei 1957. Kodam yang mengambil moto Praja Raksasa itu membawahi tiga provinsi yakni Bali, Nusa Tenggara Timur (NTT) dan Nusa Tenggara Barat (NTB).