Semarapura (ANTARA) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Bali menginisiasi digitalisasi kawasan pusat pasar tenun dan pasar tradisional di Kabupaten Klungkung, sebagai bagian dari Program Pasar dan Pusat Perbelanjaan SIAP (sehat, inovatif, dan aman pakai) QRIS.
"Selain higienis dan memberikan kemudahan bagi masyarakat bertransaksi secara digital, Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) memberikan banyak keuntungan bagi para pedagang dan kalangan UMKM," kata Kepala KPwBI Provinsi Bali Trisno Nugroho di Semarapura, Senin.
Dalam acara pencanangan Digitalisasi Kawasan Pusat Pasar Tenun dan Pasar Tradisional Klungkung itu, Trisno menyebut digitalisasi dalam proses transaksi adalah sebuah keniscayaan yang tak bisa ditunda-tunda lagi.
"Di tengah situasi pandemi COVID-19 yang entah kapan akan benar-benar berakhir, digitalisasi tak bisa ditunda-tunda lagi. Kita tak bisa mengatakan belum siap dan tak boleh ada kata menyerah," ujarnya.
Baca juga: BI perluas layanan digital di pasar tradisional di Denpasar (video)
Menurut Trisno, saat ini masyarakat cenderung berhati-hati dan sebisa mungkin menghindari transaksi tunai karena berkaitan dengan penerapan protokol kesehatan.
Menyikapi situasi ini, ia mendorong pedagang pasar tradisional khususnya di pusat tenun Pasar Semarapura Klungkung, serta Pasar Kusamba dan Pasar Galiran untuk memanfaatkan digitalisasi dalam proses penjualan maupun pembayaran.
Pihaknya terus berupaya mendorong digitalisasi dalam proses transaksi di pasar modern dan pasar tradisional. Hingga tanggal 29 Oktober 2021, sebanyak 355 ribu merchant di Bali dari target 363 ribu telah memanfaatkan QRIS.
Secara khusus, ia mendorong percepatan digitalisasi pada pasar tradisional dan pelaku UMKM di Klungkung karena hingga saat ini baru 6.200 merchant di wilayah Bumi Serombotan yang tergabung dalam QRIS.
"Secara resmi hari ini kita terapkan di tiga pasar yaitu Pasar Semarapura, Galiran dan Kusamba. Pak Bupati mohon penggunaan QRIS bisa diperluas pada pelaku UMKM dan koperasi di Klungkung," ucapnya.
Baca juga: BI: Di Tabanan, Empat pasar terapkan e-retribusi berbasis QRIS
Wakil Gubernur Bali Tjokorda Oka Artha Ardhana Sukawati (Cok Ace) dalam kesempatan itu memotivasi pedagang tradisional agar tak ragu memanfaatkan transaksi digital dalam melayani konsumen.
Dia mengemukakan, di tengah pandemi ini, setidaknya strategi pelaku wirausaha baru itu bisa bertahan yaitu mengikuti selera pasar, memiliki human spirit seperti keramahtamahan saat berjualan dan yang tak kalah pentingnya adalah pemanfaatan media pemasaran online dan transaksi digital.
Secara tidak langsung, menurut Cok Ace, kelompok yang bertahan adalah mereka yang telah menerapkan teori 4.0. Belajar dari pengalaman itu, ia mengajak para pelaku usaha khususnya di pusat tenun Pasar Semarapura Klungkung tak ragu memanfaatkan transaksi digital dengan penggunaan QRIS sesuai arahan Bank Indonesia.
"Ini pasar tenun kan sudah sangat dikenal, pelanggannya banyak dari luar daerah dan pasti sangat paham transaksi digital," ujarnya.
Baca juga: Pemkot Denpasar bersama BI lakukan transformasi digital di pasar
Sementara itu, Bupati Klungkung I Nyoman Suwirta menyampaikan terima kasih atas upaya digitalisasi yang gencar dilaksanakan jajaran Bank Indonesia.
"Digitalisasi dalam proses transaksi adalah sebuah kebutuhan di tengah situasi pandemi COVID-19. Oleh sebab itu, para pedagang pasar tradisional agar segera beradaptasi dengan program ini," katanya.
Bank Indonesia inisiasi digitalisasi pusat pasar tenun di Klungkung
Selasa, 9 November 2021 8:37 WIB