Jakarta (ANTARA) - Wakil Menteri 1 BUMN Pahala N. Mansury berharap holdingisasi BUMN klaster pangan dapat meningkatkan produktivitas pangan nasional.
"Diharapkan, ke-9 BUMN pangan ini betul-betul dapat meningkatkan produktivitas pangan dan membantu ketahanan serta kedaulatan pangan nasional," ujar Pahala dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat.
Dia menambahkan, BUMN Pangan ini perlu juga pengkajian mengenai potensi pengembangan yang sifatnya organik dan non organik, bagaimana perannya juga sebagai offtaker beberapa komoditas pangan, dan memang diperlukan fixing the basic BUMN Klaster pangan seperti bisnis model, pengelolaan cash flow, proses pengadaan, proses kemitraan dan lainnya sebagai upaya perbaikan.
Dia optimistis bahwa perahu yang mengangkut ke-9 BUMN klaster pangan ini harus berhasil dengan dukungan action plan yang jelas, Key Performance Indicator yang tepat, serta bentuk sinerginya yang terarah antar BUMN Pangan.
“Holding BUMN Pangan diharapkan dapat memperbaiki kinerja anggota-anggotanya yang diharapkan kedepannya menjadi BUMN Pangan yang membanggakan," katanya.
Sementara itu Direktur Utama RNI Arief Prasetyo Adi menyampaikan bahwa progres holding pangan telah sampai pada dilakukannya Pembahasan Antar Kementerian (PAK) Penggabungan.
“Pada proses restrukturisasi RNI telah membentuk Project Management Office (PMO) yang dibagi menjadi 7 stream dan bertugas untuk mengawali Project Charter percepatan pengembangan BUMN Pangan, oleh karenanya diperlukan dukungan dari seluruh Komisaris dan Direksi BUMN Klaster Pangan untuk percepatan pengembangan BUMN Pangan ini,” ujar Arief.
Sebelumnya Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pemerintah melalui program Indonesia Tumbuh akan dijadikan sebagai lumbung pangan dunia baik dari sektor perikanan maupun perkebunan.
Indonesia, kata Erick, akan membuat one stop service quarantine industri perikanan di Indonesia timur yang akan bisa langsung mengekspor hasil laut ke negara internasional.
Di industri perkebunan, Erick mengatakan pemerintah akan fokus meningkatkan produksi kelapa sawit Indonesia yang saat ini merupakan sebagai produsen terbesar di dunia.
Menurut dia, meskipun Indonesia adalah produsen minyak sawit terbesar di dunia, namun masih memiliki kekurangan karena harga pasar kelapa sawit dunia ditentukan bukan dari Tanah Air melainkan dari pasar Malaysia maupun Rotterdam.
Wamen: Holdingisasi BUMN pangan tingkatkan produktivitas
Jumat, 23 April 2021 16:25 WIB