Bangli (ANTARA) - Gubernur Bali Wayan Koster mendatangi Banjar (dusun) Serokadan, Kabupaten Bangli, untuk memastikan ketersediaan pangan bagi warga setempat yang menjalani masa isolasi selama dua pekan.
"Memang hasil uji spesimen swab sudah keluar dan dinyatakan negatif, namun untuk menjaga kemungkinan-kemungkinan yang tidak diinginkan, maka diputuskan warga Serokadan diisolasi selama 14 hari," kata Koster saat meninjau Banjar Serokadan sembari menyerahkan paket bantuan untuk warga setempat, di Bangli, Senin.
Oleh karena itu, ujar Koster, kewajiban pemerintah melayani kebutuhan masyarakat yang sedang menjalani isolasi tersebut.
"Silahkan berkoordinasi dengan Pemprov Bali. Saya ingatkan jangan sampai ada kekurangan suplai makanan, asupan mereka harus terpenuhi," ujarnya sembari meminta Pemkab Bangli supaya intens berkoordinasi dengan Pemprov Bali.
Sebelumnya dari hasil rapid test awal terhadap sekitar 1.200 warga Serokadan, sebanyak 443 orang sempat dinyatakan reaktif. Hal itu mengejutkan banyak pihak, hingga kemudian keluar hasil tes spesimen swab untuk 275 orang yang hasilnya negatif COVID-19 dan per tanggal 3 Mei situasi di Banjar Serokadan dinyatakan kondusif.
Baca juga: Gubernur Koster minta izin ke Gugus Tugas Nasional soal kepulangan warga non Bali
Menurut Koster, kabar baik ini diharapkan disikapi secara bijak oleh warga setempat, dengan tetap mengikuti anjuran dari pemerintah, yakni tetap disiplin dan tertib menerapkan prosedur pencegahan dan penanganan COVID-19.
"Isolasi merupakan langkah antisipatif, agar tidak semakin meluas. Dalam hal ini pemerintah akan selalu berbuat dan mengambil langkah-langkah optimal, dan untuk mendukungnya masyarakat hanya wajib tertib dan disiplin mengikuti prosedur pemerintah agar jangan sampai menularkan kepada orang lain. Yang harusnya karantina ya karantina, yang harusnya pakai masker ya pakai, tetap jaga jarak, rajin cuci tangan. Itu harus diikuti, jangan membandel," ucapnya.
Gubernur Bali mengajak seluruh pemegang kebijakan dan elemen masyarakat bersinergi melawan penyebaran virus ini. Jika semua ikut aktif sesuai perannya masing-masing, niscaya penanganan COVID-19 akan cepat terselesaikan. Terbukti, penanganan di Bali jika dibandingkan daerah lain secara nasional berada pada peringkat teratas dengan tingkat kesembuhan mencapai di atas 50 persen.
"Penanganan virus ini di Bali sudah berjalan dengan baik, salah satunya dengan pembentukan Satgas Gotong-Royong yang melibatkan desa adat, menjadi pasukan terdepan tindakan pencegahan penyebaran. Ini sudah dibahas di sidang kabinet pusat, dan mendapat apresiasi," kata Koster.
Bali, lanjut dia, juga berada di peringkat teratas penanganan dengan tingkat kesembuhan mencapai 57 persen, dibandingkan rata-rata nasional yang hanya 15 persen. Bahkan negara-negara di dunia pun tingkat kesembuhannya hanya 30 persen
"Pasien yang dirawat rata-rata sembuh dalam waktu 13 hari. Bahkan ada yang (untuk, red) ringan, sembuh dalam tiga hari. Untuk itulah, saya tidak bosan-bosan mengingatkan masyarakat agar tetap disiplin, jangan sampai mengendor. Sedikit saja lengah, ini bisa menyebar dengan cepat," ucapnya.
Koster mengajak masyarakat jangan mau dilemahkan oleh beberapa komentar yang tidak bertanggung jawab, jangan saling menyalahkan.
Baca juga: Round Up - Bali tutup "pintu masuk" tanpa PSBB
"Sudah saatnya kita harus bekerja sama, bekerja bersama-sama, dengan satu tujuan untuk memutus rantai penyebaran COVID-19 dan menangani saudara-saudara kita yang sudah terpapar," kata mantan anggota DPR RI tiga periode ini.
Sementara itu, Bupati Bangli Made Gianyar yang ikut mendampingi kunjungan Gubernur Bali menyatakan apresiasi dan terima kasih atas kehadiran orang nomor satu di Bali itu di tengah-tengah musibah yang dialami warga Serokadan.
Hal ini dinilai sebagai satu bentuk dukungan untuk meringankan beban psikis masyarakatnya, serta meringankan beban ekonomi masyarakat selama masa isolasi.
Ia pun berharap hal serupa agar musibah cepat berlalu dan warga Serokadan bisa segera kembali beraktivitas normal. Untuk itu, masyarakat diimbau tetap mengikuti prosedur yang dilaksanakan selama masa isolasi.
Di sisi lain, Bendesa Adat Serokadan Dewa Gede Oka turut menyampaikan terima kasih atas kehadiran Gubernur Bali bersama jajaran, unsur TNI-Polri, para donatur penyalur CSR.
Menurutnya itu akan meringankan beban ekonomi warganya, dan terpenting lagi memulihkan beban mental warga Serokadan yang sebelumnya sempat digemparkan oleh pemberitaan hasil rapid test.
Ia pun mengapresiasi berbagai langkah pencegahan yang dilaksanakan jauh-jauh hari sebelumnya oleh pemerintah. "Pembentukan satgas di masing-masing desa adat itu sebenarnya sangat bagus, kami pun sudah mengikuti. Para satgas kami pun sudah memberikan imbauan-imbauan kepada warga dan para pemuda. Semoga dengan keterlibatan pemerintah, musibah ini cepat berlalu" ucapnya.
Turut hadir pada kesempatan itu, di antaranya Pangdam IX/Udayana Mayjen TNI Benny Susianto, Wakapolda Bali Brigjen Pol I Wayan Sunartha, Wakil Bupati Bangli Sang Nyoman Sedana Arta, Direktur Utama BPD Bali I Nyoman Sudharma.
Adapun berbagai paket bantuan yang diserahkan Gubernur Bali bersumber dari CSR Bank BPD Bali senilai total Rp 172.675.000 dengan rincian 1.000 paket sembako senilai Rp100 juta, 18 unit wastafel senilai Rp25 juta, APD terdiri dari kacamata goggles, masker N-95, sarung tangan, sepatu boots dan baju cover all senilai Rp 47.675.000. Bantuan lain juga berasal dari Badan Musyawarah Perbankan Daerah (BMPD) Provinsi Bali berupa 200 paket sembako.
Koster datangi Serokadan pastikan pangan masyarakat yang diisolasi itu aman
Senin, 4 Mei 2020 16:17 WIB