"Khusus untuk Prodi Seni dan Penjaskesrek ada ujian keterampilan berlangsung pada 20 Juli," kata Rektor Undiksha, Prof. Dr. I Nyoman Jampel, M.Pd., di Singaraja, Kamis.
Ia menjelaskan ujian CBT itu berlangsung sejak 17 Juli hingga 19 Juli dan tersebar di UPT TIK, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknik dan Kejuruan, Fakultas MIPA, dan Fakultas Bahasa dan Seni.
"Kelulusan seleksi di sini tidak menentukan dari berapa besar sumbangannya. Tetapi apakah dia masuk passing grade atau memiliki skor yang lebih tinggi," tegas mantan Dekan Fakultas Ilmu Pendidikan (FIP) Undiksha itu.
Pada ujian itu, setiap butir soal memiliki bobot berbeda. "Dengan sistem seperti ini, kita mampu menjaring mahasiswa dengan kualitas baik. Ini yang diharapkan oleh masyarakat kampus dan juga dengan Pemkab Buleleng, untuk kita betul-betul menjadi perguruan tinggi yang memiliki daya saing, penuh kualitas. Ini sebabnya input harus bisa dilakukan dengan baik," jelasnya.
Khusus untuk akreditasi Prodi Kedokteran, ia menyebutkan sudah dirancang. Hal itu juga akan dikoordinasikan dengan pihak-pihak terkait, salah satunya Kementerian Kesehatan yang juga ikut memberikan penilaian.
"Sesungguhnya kalau mengacu izin Prodi Kedokteran yang turun 8 Agustus 2018, akreditasi dilakukan pada 2020. Tetapi sudah saya intruksikan ke jajaran Fakultas Kedokteran untuk bisa menyusun borang pada 2019," katanya.
Baca juga: Rektor Jampel: biaya pendidikan di Undiksha merakyat
Pelaksanaan SMBJM hari pertama (17/7) itu dipantau juga Wakil Bupati Buleleng dr. I Nyoman Sutjidra, Sp.OG.
Wabup Sutjidra mengatakan ujian dengan pola CBT itu diharapkan bisa terus diterapkan karena dinilai mampu menghasilkan mutu dan kualitas mahasiswa yang dapat bersaing dalam kompetisi, baik tingkat nasional maupun internasional.
"Kami hadir dan bangga karena Undiksha sudah bisa menyelenggarakan CBT. Kedepan ini harus terus dipertahankan," katanya.
Pada kesempatan tersebut, ia juga mendorong Undiksha untuk bisa mempercepat akreditasi Prodi Kedokteran, sehingga kedepannya jumlah mahasiswa yang bisa diterima semakin banyak. Tidak seperti saat ini masih terbatas.
"Rektor beserta jajaran diharapkan berbenah dan berlari. Harus mengejar akreditasi. Nanti kalau sudah terakreditasi, jadi bisa lebih banyak (menerima mahasiswa-red), bisa sampai 150 minimal. Baik masyarakat dari Buleleng, Bali maupun dari luar," katanya.
Tak hanya itu, perguruan tinggi dengan delapan fakultas ini juga didorong bisa mendirikan prodi lain yang dapat menopang pembangunan potensi daerah, salah satunya bidang pertanian.
"Dengan pendidikan yang sudah lengkap di Undiksha, bisa sebagai pemicu perkembangan ekonomi di Bali," katanya.
Baca juga: Undiksha minta lulusannya kantongi sertifikat kompetensi