Denpasar (Antaranews Bali) - Berbagai festival dan lomba dari tingkat kabupaten/kota hingga desa di Pulau Dewata akan menyemarakkan rangkaian "Bulan Bahasa Bali" yang diadakan Pemprov untuk pertama kalinya mulai 1 Februari 2019.
"Pelaksanaan Bulan Bahasa ini akan dilaksanakan secara menyeluruh di kabupaten/kota se-Bali bahkan hingga ke tingkat desa. Setelah pembukaan pada 1 Februari mendatang, maka dimulai pula beragam kegiatan untuk mendukung pelaksanaan bulan bahasa tersebut," kata Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Pemerintah Provinsi Bali Dewa Gede Mahendra Putra, di Denpasar, Senin.
Sejumlah kegiatan terkait dengan pengembangan dan pelestarian Bahasa Bali yang akan dilaksanakan seperti festival nyurat massal, ilomba komik online berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, lomba pembuatan meme berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali, lomba postingan status berbahasa Bali di media sosial, serta lomba vlog berbahasa Bali dan sebagainya.
Selain lomba, juga akan diadakan seminar, pameran, pertunjukan, serta penganugerahan penghargaan.
Dewa Mahendra menambahkan, pelaksanaan Bulan Bahasa Bali yang pertama ini akan bertajuk "Nangun Sat Kerthi Loka Bali Malarapan Antuk Ngrajegang Bahasa, Aksara lan Sastra Bali".
"Kegiatan ini juga mengacu pada Peraturan Gubernur Bali Nomor 80 tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali serta Penyelenggaraan Bulan Bahasa Bali," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Panitia Bulan Bahasa Bali Prof Dr I Nyoman Suarka MHum mengatakan kegiatan Bulan Bahasa Bali ini merupakan momentum yang sangat strategis dan langkah konkret dalam usaha pelestarian dan pengembangan Bahasa Bali oleh pemerintah provinsi.
"Kegiatan ini sebagai bentuk komitmen Pemprov Bali dan Bali merupakan 'pilot project' kemajuan dan pembangunan kebudayaan seperti yang selama ini didengungkan," ujar akademisi dari Universitas Udayana ini.
Prof Suarka juga tak lupa mengimbau tiap kabupaten/kota tidak perlu khawatir dengan kendala yang mungkin ditemui di lapangan seperti rasa takut salah saat menggunakan bahasa Bali.
"Bulan Bahasa ini, tidak perlu takut untuk berbahasa Bali. Jangan takut salah karena tidak akan ada yang menyalahkan. Kita semua sama-sama belajar di sini, perlu pembiasaan diri apalagi ini baru pertama kali dilaksanakan. Saya yakin pasti bisa dan terbiasa," ucapnya.
Di luar itu, pihaknya bersyukur meskipun dalam keterbatasan semua kabupaten/kota punya komitmen yang sama. "Saya juga punya keyakinan pelaksanaan ini meskipun yang pertama, tetapi bukan yang terakhir," kata Prof Suarka yang dalam pelaksanaan kali ini sudah bergerak bersama tim sejak Bulan November 2018 lalu.
Gelaran Bulan Bahasa Bali tersebut jadi momentum luar biasa untuk melihat sejarah Bahasa Bali sehingga tidak terputus generasi, selalu ada pewarisan dan penerusan antar generasi.
Kesiapan kabupaten/kota
Sementara itu, Plt Kepala Dinas Kebudayaan Putu Astawa yang bertindak selaku pelaksana mengutarakan kegembiraannya setelah mendengarkan kesiapan seluruh Kabupaten/Kota se-Bali yang berkomitmen untuk mengikuti ragam acara dan lomba dalam rangka Bulan Bahasa Bali yang baru pertama kali digelar ini.
"Saya bersyukur seluruh kabupaten/kota kompak dan antusias untuk turut serta, mengirimkan wakilnya serta melaksanakan berbagai acara di tingkat daerah di Bulan Bahasa Bali," ucapnya.
Menurut Astawa, di luar kendala-kendala yang ditemui di lapangan ia meyakini kabupaten dan kota seluruh Bali yang dimotori penyuluh bahasa Bali dan Dinas Kebudayaan di tiap-tiap Kabupaten punya komitmen yang sama dalam hal ini.
"Kita semua punya pandangan yang sama untuk aksi nyata pelestarian dan pengembangan Bahasa dan Aksara Bali, sesuai dengan Peraturan Gubernur Bali No 80 Tahun 2018 tentang Perlindungan dan Penggunaan Bahasa, Aksara dan Sastra Bali," ujarnya.
Pernyataan tersebut didukung Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan (PPTK) Bulan Bahasa Bali, Made Mahesa Yuma Putra yang menyebut peserta berbagai lomba seperti festival nyurat lontar massal yang dilaksanakan serangkaian pembukaan Bulan Bahasa juga telah dipastikan keikutsertaannya.
"Peserta sudah dipastikan, 1.000 orang dari kalangan siswa SMP sampai mahasiswa hingga masyarakat umum akan berpartisipasi," ujarnya.
Demikian pula dengan kegiatan-kegiatan lain seperti lomba komik online berbasis bahasa, aksara dan sastra Bali, lomba pembuatan meme berbasis bahasa, aksara, dan sastra Bali, lomba postingan status berbahasa Bali di media sosial, serta lomba vlog berbahasa Bali.
"Intinya dalam bulan Bahasa Bali yang meskipun pertama kali digelar kita rancang agar semarak dan yang paling penting mampu memberikan kontribusi bagi pengembangan dan pemeliharaan Bahasa Bali," kata Mahesa.
Momentum
Para penyuluh Bahasa Bali pun seperti mendapatkan momentum dan wadah bagi mereka untuk menunjukkan hasil kerja dan program yang telah disusun. Seperti yang dituturkan Wayan Suarmaja, koordinator penyuluh Bahasa Bali.
"Bulan Bahasa Bali kami anggap tempat yang sangat baik bagi kami untuk eksistensi para penyuluh dan anak didiknya untuk mendapatkan 'panggung'. Kami sangat antusias dan mendukung, contohnya dengan pengerahan penyuluh untuk turut serta nyurat lontar, pameran atau yang lain sesuai dengan kebijakan daerah dan desa masing-masing," kata Suarmaja.
Untuk tingkat kabupaten/kota, pihaknya juga telah melakukan koordinasi bahkan hingga ke desa-desa dengan peran penyuluh Bahasa Bali sebagai ujung tombak utama sosialisasi program anyar Pemprov Bali ini.
Di tingkat kabupaten/kota diwajibkan mengadakan festival, lomba ngenter paruman antar OPD, lomba nyurat akasara Bali anak-anak, ngwacen aksara Bali daha atau truna, nyatua Bali krama istri (PKK), sambrama wacana antar OPD, debat bahasa Bali dan pameran serta pertunjukan.
Sebagai penutup Bulan Bahasa Bali juga akan dilaksanakan penyerahan penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama terhadap insan masyarakat yang berjasa terhadap pelestarian dan pengembangan bahasa, aksara dan sastra Bali.
"Untuk kompetisi berbasis media sosial saya mengajak semua kalangan untuk turut berpartisipasi karena pendaftarannya masih terbuka hingga 10 Februari 2019 dan memperebutkan hadiah jutaan rupiah," ucapnya. (ed)
1 Februari, Pemprov adakan "Bulan Bahasa Bali"
Senin, 28 Januari 2019 14:03 WIB