Denpasar (Antaranews Bali) - Organisasi kemanusiaan Aksi Cepat Tanggap (ACT) bersama perusahaan properti Indonesian Paradise Property mengadakan pelatihan kepada para pedagang pasar tradisional di Denpasar agar mereka mampu bertahan setelah menghadapi bencana.
"Pelatihan dan pemberdayaan ini lebih kepada mitigasi atau pencegahan karena bencana tidak bisa diprediksi," kata Instruktur ACT Faisal Djalal ketika memberikan pelatihan kepada pedagang yang dilaksanakan di Pasar Tradisional Sindu Denpasar, Kamis.
Para pedagang atau pelaku usaha kecil menengah (UMKM) yang hadir dalam pelatihan itu merupakan perwakilan dari pedagang yang berjualan di empat pasar tradisional di Denpasar.
Empat pasar itu yakni pasar tradisional Sindu, Pasar Agung, Pasar Sari Pedungan dan Pasar Kumbasari.
Menurut Faisal, pelatihan yang diberikan disesuaikan dengan kondisi dan lokasi pasar termasuk potensi bencana yang kemungkinan terjadi.
Seperti pasar yang berada dekat dengan sungai maka potensi bencana yakni banjir, selain itu bencana yang patut diantisipasi di antaranya kebakaran, gunung meletus, hingga gempa bumi.
Untuk itu, dalam pelatihan tersebut para pedagang dilatih siap siaga menghadapi bencana termasuk memastikan ketersediaan dan memanfaatkan alat pemadam kebakaran, pengaturan kabel listrik, jalur evakuasi hingga titik aman berkumpul.
"Kami harap mereka menjadi agen perubahan kepada pelaku UMKM lainnya," ucapnya.
Faisal menambahkan pelaku UMKM merupakan salah satu elemen masyarakat yang paling terdampak bencana karena mereka memiliki modal yang tidak besar.
Meski demikian keberadaan UMKM memberikan peranan penting dalam menjaga rantai pasokan termasuk kepada industri pariwisata.
Untuk itu Indonesian Paradise Property menginisiasi pelatihan kepada UMKM tersebut agar tangguh menghadapi bencana yang baru pertama kali digelar bersama ACT di Indonesia.
Fokus yang diterapkan dalam pelatihan tersebut adalah pemberdayaan kepada sumber daya manusia.
"Kalau ada bencana, mereka tahu apa yang harus dilakukan sehingga ekonomi Bali bisa tetap bagus dan itu berdampak juga ke hotel atau mal yang kami kelola," ucap Kepala Administrasi Indonesian Paradise Property Taufik Lie.
Senada dengan Faisal, Taufik menambahkan berdasarkan penuturan beberapa pedagang yang terdampak banjir, potensi kerugian diperkirakan mencapai lebih dari 40 persen dari total pendapatan.
Bahkan, karena bencana alam tidak menutup kemingkinan mereka bisa gulung tikar alias tutup operasional.
Sehingga pelaku UMKM, kata dia, merupakan salah satu elemen yang paling terdampak dari bencana alam.
Perusahaan properti tersebut memiliki sejumlah unit di Bali di antaranya beberapa hotel dan pusat perbelanjaan seperti Hotel Haris Tuban, Maison Aurelia Sanur, Sheraton Kuta, Park 23 dan Beachwalk Shopping Center. (*)
Pedagang pasar di Denpasar dilatih mitigasi bencana
Kamis, 10 Januari 2019 12:02 WIB