Denpasar (Antaranews Bali) - Kamar Dagang dan Industri Indonesia (Kadin) Bali mendorong pelaku usaha di daerah setempat mengoptimalkan potensi ekspor terutama ke pasar besar Amerika Serikat dan China ditengah perang dagang kedua negara itu.
"Perang dagang harus kami manfaatkan untuk melihat peluang, kalau bisa bermain di dua kaki," kata Ketua Kadin Bali Anak Agung Alit Wiraputra di Denpasar, Kamis.
Ia mendorong pelaku usaha di Bali mencermati perang dagang itu bukan sebuah ancaman yang menimbulkan kekhawatiran tetapi momentum untuk memperbesar pasar ekspor.
Dengan begitu, pelaku usaha di Indonesia khususnya di Bali bisa lebih banyak memasok produk ke Amerika Serikat, menggantikan produk dari China yang selama ini diekspor ke Amerika Serikat dan sekarang terdampak perang dagang.
Begitu juga sebaliknya, produk-produk yang biasanya Amerika Serikat ekspor ke China, namun karena adanya perang dagang itu, pelaku usaha diharapkan mampu mengisi peluang itu.
"Produk-produk China juga bisa kita buat, diantaranya garmen, mebel, dan kerajinan yang sebelumnya dipasok ke AS, sekarang dengan perang dagang itu, kita bisa pasok," ucapnya.
Ia mengharapkan minimal potensi yang bisa diraup kisaran 30-50 persen, angka yang dinilainya sangat besar yang ditaksir menghasilkan pendapatan puluhan miliar dolar AS.
Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali dalam kajian ekonomi dan keuangan regional Agustus 2018 menyebutkan Amerika Serikat, China, Australia dan Jepang merupakan negara pasar utama ekspor dari Bali.
BI Bali merinci untuk ekspor ke Amerika Serikat dari Bali paling banyak yakni komoditas perikanan berupa ikan tuna, ikan lainnya dan kepiting atau kerang-kerangan.
Selain itu, industri berupa olahan kayu, tekstil, barang dari logam tidak mulia, makanan olahan (coklat, olahan buah dan sayur), mebel, bahan dari plastik atau damar.
Sementara itu, ekspor ke China yakni perikanan berupa kepiting, kerang? dan ikan kerapu, hasil industri berupa kayu olahan, mebel, barang dari logam dan industri lainnya.
Secara terpisah, Kepala BI Bali Causa Iman Karana dalam kajian itu mengatakan dari empat pasar utama ekspor Bali itu hingga triwulan kedua tahun ini hanya Amerika Serikat yang tumbuh positif, sisanya tumbuh melambat.
Negara-negara yang pertumbuhan ekspornya melambat di Bali diantaranya Australia tumbuh 4,6 persen pada triwulan kedua 2018 dari 10,23 persen pada triwulan pertama, ekspor ke China juga melambat dari 161,03 persen menjadi 4,96 persen.
BI Bali mencatat kinerja ekspor ke negeri Paman Sam itu tumbuh lebih baik pada triwulan kedua tahun ini yakni mencapai 15,23 persen, meningkat dibandingkan triwulan sebelumnya mencapai minus 1,53 persen.
Membaiknya ekspor ke AS, kata dia, mendorong pertumbuhan ekspor triwulan kedua yang melambat meski ada peningkatan pertumbuhan 1,92 persen dibandingkan triwulan pertama tahun ini yang kontraksi minus 5,79 persen.
BI memprediksi ekspor triwulan ketiga tahun ini akan mengalami akselerasi salah satunya didorong perbaikan kinerja ekonomi negara mitra dagang utama Bali.
Salah satu negara mitra dagang utama Bali yang diproyeksi akan mengalami?akselerasi pertumbuhan ekonomi adalah Amerika Serikat karena berdasarkan proyeksi IMF, perekonomian AS diprakirakan tumbuh 2,9 persen jika dibandingkan tahun sebelumnya. (WDY)
Kadin Bali dorong pengusaha optimalkan ekspor AS-China
Kamis, 27 September 2018 13:21 WIB