"Seniman Bali dalam kegiatan internasional tersebut menampilkan kesenian klasik kekebyaran (gamelan), palegongan (tari legong), dan petopengan (tari topeng), termasuk maestro tari I Made Jimat," kata Ketua Yayasan Tri Pusaka Sakti I Nyoman Budi Artha di Gianyar, Jumat.
Ia mengatakan pihaknya juga tampil sebagai pembicara dalam lokakarya serta memberikan ceramah tentang kesenian dan budaya Bali dengan materi "The Arts Of Bali As The Inspiration Of Life".
"Misi diplomasi kesenian yang dilakukan Yayasan Tri Pusaka Sakti tentu merupakan momentum yang sangat baik, untuk lebih mengenalkan keindahan dan keungguan kesenian Bali di dunia internasional, khususnya di Benua Afrika. Pasar wisata Afrika sangat potensial dan luar biasa yang perlu dijangkau untuk mengadakan diplomasi atau kerja sama dalam bidang kebudayaan," ujar Budi Artha.
Ia mengharapkan peluang tersebut dapat dimanfaatkan oleh pemerintah atau negara, di tengah-tengah persaingan globalisasi budaya.
Tampilnya 14 seniman Bali dalam kegiatan bertaraf internasional di Afrika diharapkan mengharumkan dan memperkenalkan keunggulan budaya khusunya kesenian Bali agar mampu bersaing dalam dunia internasional.
Ia menyayangkan sejak 2000-an diplomasi melalui kesenian ke luar negeri menurun, di tengah derasnya persaingan budaya kesenian, khususnya negara-negara di kawasan Asia, antara lain Malaysia, Filipina, India, Taiwan, China, dan Jepang. (WDY)