Denpasar (Antaranews Bali) - Deputi Menteri Bidang Pemasaran I Kementerian Pariwisata I Gde Pitana mengatakan Pulau Bali tetap memerlukan promosi pariwisata meskipun sudah sangat terkenal di mancanegara.
"Ada anggapan yang kurang pas, karena Bali sudah terkenal, maka tidak perlu dipromosikan. Itu hal yang kurang tepat," kata Pitana saat menjadi pembicara pada Musrenbang Rencana Kerja Pemerintah Daerah Bali Tahun 2019, di Denpasar, Kamis.
Menurut dia, jika Bali tidak melakukan promosi pariwisata, maka pihak lain yang akan berpromosi dan wisatawan akan beralih mengunjungi daerah atau negara tujuan wisata itu.
Dia mencontohkan, meskipun Singapura sudah terkenal, terus melakukan promosi pariwisata, baik itu wisata MICE (pertemuan), wisata rekreasi, dan aktivitas pariwisata lainnya.
"Bukankah Coca Cola sudah terkenal, bukankah KFC sudah terkenal, bukankah Nike sudah terkenal, bukankah Samsung sudah terkenal. Mengapa sekitar empat persen dari belanjanya digunakan untuk promosi, apakah mereka orang bodoh? Pastinya tidak," ujar Pitana mencontohkan.
Oleh karena itu, lanjut Pitana, pemerintah kabupaten/kota dan provinsi tetap harus mengalokasikan sumber daya yang cukup untuk melakukan promosi pariwisata.
Apalagi target kunjungan wisatawan mancanegara ke Pulau Dewata pada tahun ini mencapai 6,5 juta jiwa dan target kunjungan wisman secara nasional sebesar 17 juta.
Baca juga: Kemenpar: atasi "kebocoran" pariwisata Bali
Pitana menambahkan, jika pariwisata Indonesia masih kalah dengan daerah lain, bukanlah karena persoalan potensi destinasi wisata melainkan dari sisi pemasaran.
"Oleh karena itu, kami di kementerian mencari strategi pemasaran yang menyesuaikan antara destinasi yang ada dengan pasar yang dituju. Selain itu mencari waktu yang tepat untuk promosi," ucapnya. (WDY)
Kemenpar: Pariwisata Bali tetap perlu promosi
Kamis, 12 April 2018 15:05 WIB