Denpasar (Antaranews Bali) - Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali mendorong perluasan pangsa pasar ekspor untuk meningkatkan cadangan devisa sehingga memperkuat nilai tukar rupiah.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali Causa Iman Karana di Denpasar, Selasa, menjelaskan Rusia, kawasan Amerika Latin dan Timur Tengah merupakan pangsa pasar ekspor yang potensial untuk digarap eksportir Pulau Dewata.
Selama ini, lanjut dia, negara tujuan eksportir dari Bali sebagian besar terserap di Amerika Serikat, Jepang dan Australia.
Produk ekspor yang paling banyak diperdagangkan di luar negeri dari Bali yakni ikan tuna yang banyak diserap terutama pasar Jepang dan diminati pasar luar negeri.
Pelaku ekspor dari Bali, kata dia, juga harus memanfaatkan peluang bisnis perdagangan buah tropis yang banyak diminati pasar Rusia.
Komoditas ekspor lainnya yang berpotensi lebih besar menembus mancanegara di antaranya kopi dan kakao.
Bank sentral di Bali itu, lanjut dia, mendorong peningkatan ekspor komoditas dengan memperbanyak pengembangan produk pertanian di antaranya bawang merah, bawang putih, kakao, beras dan cabai.
Selain mendorong ekspor, pengembangan tersebut diharapkan menekan impor karena beberapa di antara komoditas itu masih ada yang didatangkan dari luar negeri.
Tahun ini, kata dia, selain melanjutkan proyek percontohan dengan sistem pemberdayaan kelompok tani atau "cluster" cabai di Desa Ababi Karangasem, bawang merah di Desa Songan Kabupaten Bangli dan di Gerokgak Buleleng, BI juga mengembangkan "cluster" bawang putih di Desa Wanagiri Buleleng.
Pihaknya juga akan mengembangkan "cluster" cokelat/kakao di Jembrana yang diharapkan berorientasi ekspor.
"Impor memang tidak masalah karena menyangkut kebutuhan pasar dan kualitas. Tetapi ekspor juga harus lebih tinggi agar neraca perdagangan positif," imbuhnya.
CIK mengharapkan dengan perluasan pangsa pasar ekspor ditambah optimalisasi produk ekspor, maka muncul stabilitas nilai tukar rupiah dan semakin kuat terhadap mata uang dolar AS karena salah satunya didorong cadangan devisa semakin membaik.
Sejak beberapa hari terakhir mata uang rupiah sempat melemah melewati Rp13.700 meski nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa pagi ini bergerak menguat sebesar 18 poin menjadi Rp13.759 dibanding posisi sebelumnya Rp13.777 per dolar AS.
Sementara itu Badan Pusat Statistik Provinsi Bali mencatat selama Januari 2018 nilai ekspor barang asal Pulau Dewata yang dikirim lewat beberapa pelabuhan di Indonesia tercatat mencapai 53,2 juta dolar AS atau naik 12,7 persen jika dibandingkan posisi Desember 2017.
Jika dibandingkan periode sama tahun 2017, nilai ekspor juga meningkat 36 persen yang saat itu mencapai 39,1 juta dolar AS.
BPS Bali mencatat capaian ekspor tersebut juga lebih tinggi dibandingkan nilai impor selama Januari 2018 yang mencapai 7,72 juta dolar AS.
Lima komoditas utama yang diekspor pada bulan Januari 2018 yakni produk ikan dan udang mencapai 26,33 persen, produk pakaian jadi bukan rajutan (16,17 persen), produk perhiasan atau permata (13,85 persen), produk kayu, barang dari kayu (8,57 persen) dan produk perabot dan penerangan rumah (5,53 persen). (WDY)
BI Bali dorong perluasan pangsa pasar ekspor
Selasa, 20 Maret 2018 15:10 WIB