Jakarta (Antaranews Bali) - Nilai tukar rupiah dalam transaksi antarbank
di Jakarta naik 11 poin menjadi Rp13.384 per dolar AS dari Rp13.395 per
dolar AS pada Jumat, saat para pelaku pasar memantau dampak pengetatan
kebijakan ekonomi Amerika Serikat.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan sentimen
pengetatan kebijakan moneter Amerika Serikat menahan laju dolar AS.
"Sentimen dari pengurangan pengetatan kebijakan ekonomi AS membuat
pelaku pasar mempertimbangkan untuk keluar sementara dari aset
berdenominasi dolar AS," katanya.
Apresiasi mata uang di kawasan Asia dan Eropa, menurut dia, juga
berimbas positif pada rupiah, membuatnya melanjutkan kenaikan nilai
tukar terhadap dolar AS.
Ekonom Samuel Sekuritas Lana
Soelistianingsih menambahkan harga minyak mentah dunia yang kembali
menguat juga menjadi salah satu faktor yang menopang kenaikan nilai
tukar rupiah terhadap dolar AS. Naiknya harga minyak mentah bisa menjadi sentimen penguatan rupiah," katanya.
Selain itu, ia menjelaskan, sentimen dari dalam negeri
yang cukup kondusif dengan kegiatan usaha pada kuartal pertama 2018
diperkirakan meningkat berdasar Saldo Bersih Tertimbang (SBT), yang
diperkirakan naik menjadi 13,96 persen. (WDY)