"Kami juga memberikan penekanan dalam arti fakta sebetulnya supaya tidak menimbulkan konflik dan bias," katanya di Sanur, Denpasar, Sabtu.
Menurut Kharisma, pemberian informasi yang jelas dan sesuai fakta itu diharapkan tidak menimbulkan penafsiran yang berbeda dari Pemerintah Norwegia menyangkut situasi di Bali.
Dengan begitu, maka pihaknya juga turut membantu mendukung pariwisata di Bali yang saat ini dinilai melesu setelah adanya erupsi gunung setinggi 3.142 meter di atas permukaan laut itu.
Meski saat ini terjadi erupsi di gunung api tertinggi di Bali itu, katanya, namun negara-negara Skandinavia termasuk Norwegia tidak terlalu panik.
"Tidak ada kepanikan tetapi mereka tetap memberikan imbauan yang memang harus diberitahukan kepada warganya. Itu hanya sebatas pemberitahuan," ucapnya.
Sementara itu terkait pertemuan dengan Gubernur Bali Made Mangku Pastika bersama dengan 34 konsul jenderal negara lain, pihaknya mengapresiasi langkah komunikatif yang diambil pemerintah daerah.
Informasi yang disampaikan pemerintah daerah, kata dia, juga akan dijadikan sebagai baham acuan untuk melaporkan informasi terkini Gunung Agung, termasuk upaya mitigasi dan penanganan wisatawan mancanegara.
Kharisma menambahkan bahwa hingga saat ini belum ada laporan pembatalan kunjungan dari turis Norwegia ke Bali.
Namun sebagian di antaranya, lanjut dia, memilih menunda kunjungan dan akan berwisata ke Pulau Dewata kembali.
Menurut dia, tingkat kunjungan wisatawan dari Norwegia ke Bali per tahun rata-rata mencapai sekitar 20 ribu orang. (*)