Banten (Antara Bali) - Wakil Presiden Jusuf Kalla pada Kamis membuka
forum demokrasi Bali (Bali Democracy Forum/BDF) ke-10, menekankan bahwa
demokrasi semestinya dinamis dan sesuai dengan kondisi masing-masing
negara.
"Demokrasi itu dinamis, tidak boleh satu, menjadi all size
dilakukan satu cara, tidak begitu! Harus sesuai dengan kondisi
masing-masing," kata Wakil Presiden saat membuka forum itu di Gedung
Indonesia Conference and Exhibition (ICE), Bumi Serpong Damai, Banten.
Ia
juga mengatakan bahwa forum demokrasi Bali telah menampung pandangan
berbagai negara mengenai perkembangan demokrasi sejak penyelenggaraan
pertama pada 2008 hingga yang ke-10 pada 2017.
"Selalu penting, kan pandangan-pandangan dunia tersampaikan dan
Bali Forum itu bukan hanya di Bali, kemarin diadakan di Tunis, jadi ini
untuk selalu mengingatkan bahwa cara yang terbaik itu, paling kurang
masalah-masalahnya ialah cara demokrasi, tapi betul-betul harus
terbuka," kata dia.
BDF Bagian Tunis diselenggarakan pada 2 Oktober 2017 sebagai
langkah pengarusutamaan demokrasi di kawasan Afrika Utara. Pada
pelaksanaan BDF Ke-10, Menteri Luar Negeri Tunisia Khemaies Jhinaoui
akan menyampaikan laporan penyelenggaraan BDF Chapter Tunis.
BDF ke-10 mengambil tema "Does Democracy Deliver?" atau "Apakah
Demokrasi Tersampaikan?". Menurut Direktur Jenderal Informasi dan
Diplomasi Publik Kementerian Luar Negeri RI Cecep Herawan, tema forum
demokrasi Bali kali ini sesuai dengan pernyataan Wakil Presiden Jusuf
Kalla bahwa demokrasi merupakan proses yang dinamis dan tidak final.
"Tidak ada demokrasi yang dinilai paling baik, kita sama-sama belajar
melalui forum ini," kata dia. (WDY)
Wapres Buka Bali Democracy Forum di Banten
Kamis, 7 Desember 2017 14:37 WIB