Jakarta (Antara Bali) - Verisign baru saja merilis laporan tren DDoS
kuartal kedua 2017, yang memberikan gambaran unik mengenai tren serangan
distributed denial of service (DDoS).
Laporan yang dibuat
berdasarkan pengamatan oleh Verisign DDoS Protection Service dan
penelitian yang dilakukan oleh Verisign Security Services itu
menunjukkan 25 persen dari serangan di kuartal kedua 2017 mencapai
puncaknya pada lebih dari 5 Gigabyte per detik (Gbps).
Akan
tetapi, rata-rata ukuran serangan puncak menurun sebesar 81 persen jika
dibandingkan dengan kuartal sebelumnya. Jumlah serangan juga menurun
sejak kuartal pertama 2017. Secara keseluruhan, rata-rata puncak
serangan telah menurun sejak kuartal kedua 2016.
Intensitas
serangan DDoS dengan volume terbesar dan intensitas tertinggi
berdasarkan pengamatan Verisign pada kuartal kedua tahun 2017 adalah
serangan multi-vector, dengan rata-rata puncak serangan lebih dari 12
Gbps dan sekitar satu juta paket per detik (Mpps).
Serangan ini
mengakibatkan banjir trafik ke jaringan target selama lebih dari satu
jam. Banjir serangan tersebut kemudian mereda selama satu jam sebelum
datangnya gelombang trafik berikutnya selama satu jam.
Serangan
ini dapat diketahui karena terdiri dari serangan amplifikasi DNS
Reflektif dan juga paket-paket yang tidak benar (invalid).
Tujuh puluh empat persen dari serangan DDoS di Kuartal kedua Verisign 2017 menggunakan beberapa jenis serangan.
Serangan
berbasis Transmission Control Protocol (TCP) adalah bentuk serangan
vector kedua yang paling banyak terjadi, mengambil porsi sekitar 20
persen tipe serangan di kuartal ini.
Industri IT/Cloud/ SaaS,
merepresentasikan 52 persen aktivitas mitigasi, dan merupakan industri
yang seringkali menjadi target selama sebelas kuartal berturut-turut.
Sementara
itu, sektor industri finansial adalah sektor kedua yang paling banyak
diserang, merepresentasikan 31 persen aktivitas mitigasi. (WDY)
Serangan DDoS Masih Mengancam Dunia Online
Kamis, 12 Oktober 2017 8:10 WIB