Karangasem (Antara Bali) - Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Klungkung, Bali, I Putu Widiada mendatangi Pos Pengamatan Gunung Agung di Desa Rendang, Karangasem untuk melakukan klarifikasi informasi media sosial terkait perkembangan aktivitas vulkanik Gunung Agung (3.142 mdpl) itu.
"Kami kesini untuk berkoordinasi dengan PVMBG terkait aktivitas vulkanik terkini dari Gunung Agung, apakah itu benar letusan abu vulkanik atau bukan, karena banyak masyarakat di pengungsian yang menanyakan hal ini," kata Kepala Pelaksana BPBD Klungkung, I Putu Widiada, setelah bertemu dengan Kepala PVMBG, Kasbani, di Karangasem, Minggu.
Kedatangannya tersebut, karena mendengar kabar dari media sosial bahwa gunung tertinggi di Bali ini mengeluarkan asap dengan ketinggian 1.500 meter dari puncak gunung setempat pada Sabtu (7/10) malam sekitar Pukul 20.45 Wita.
"Peritiwa kepulan asap tinggi di Gunung Agung ini sempat membuat heboh jagat media sosial, sehingga kami datang kesini untuk memastikan hal ini," ujarnya.
Setelah mendengar penjelasan dari pihak berwenang, pihaknya akan menyampaikan kepada masyarakat dan pengungsi di posko-posko yang ada di Kabupaten Klungkung bahwa asap yang keluar dari kawah Gunung Agung itu hanya uap air akibat hujan yang terus mengguyur kawah Gunung Agung selama tiga hari berturut-turut.
"Kami sudah diberi data hasil perkembangan Gunung Agung ini dan akan saya tempel di Posko Pengungsian Gor Swecapura. Penjelasan bapak Kasbani bahwa apabila Gunung Agung ini meletus, maka lemparan material kawah gunung ini paling jauh dengan radius 9 kilometer," ujarnya.
Ia menerangkan kembali keterangan dari Kepala PVMBG Kasbani bahwa untuk akses awan panas yang keluar dari Gunung Agung bisa mengalir sejauh 12 kilometer.
Terkait apakah ada pengungsi yang sudah kembali ke rumahnya, namun kembali ke pengungsian karena desanya dinyatakan masuk KRB, Putu Widiada menyebutkan memang ada Desa Duda Timur yang sebelumnya dikatakan di luar KRB, namun saat ini dinyatakan masuk KRB.
"Awalnya ada 27 desa saja yang dinyatakan masuk kawasan KRB, setelah didata ulang ternyata ada 28 desa yang masuk kawasan KRB yakni ada di Desa Duda Timur salah satunya," ujanya.
Pihaknya menegaskan, hanya beberapa pengungsi yang datang kembali ke posko pengungsian dan tidak berbondong-bondong.
Hingga hari ke-15, jumlah pengungsi di Klungkung masih sebanyak 18.729 jiwa. Pengungsi yang berasal dari wilayah KRB berjumlah 17.402 jiwa dan non-KRB sebanyak 1327 jiwa.
Jumlah itu tersebar di 42 desa dan 121 titik posko Pengungsian di Klungkung. "Data ini bisa saja berubah-ubah, karena warga yang pulang dan pergi akan terus terjadi, namun tidak signifikan," ujanya.
Ia menambahan, alasan para pengungsi datang dan kembali kepengungsian karena mereka mengurus hewan ternaknya untuk memberi makan. (WDY)
BPBD Klungkung Klarifikasi Informasi Terkait Aktivitas Gunung Agung
Minggu, 8 Oktober 2017 21:48 WIB