Jakarta (Antara Bali) - Ahli Gizi Dr. dr. Tan Shot Yen mengatakan ibu
hamil yang rutin mengonsumsi sayuran dan buah dapat mencegah kelainan
bawaan pada bayi.
"Pengurangan asupan sayur dan buah selama kehamilan dapat
meningkatan risiko kelainan bawaan pada bayi, karena sayur dan buah
mengandung folat dan lutein yang berhubungan dengan pembentukan DNA dan
fungsi retina," kata Tan Shot Yen di Jakarta, Senin.
Dia mengatakan ada lima masalah kehamilan dan cacat pada janin yang
terjadi dan dapat dicegah dengan mengonsumsi sayuran dan buah, antara
lain retinoblastoma atau kanker mata yang biasanya dialami oleh
anak-anak.
Ibu hamil yang rutin mengonsumsi sayur dan buah juga dapat mencegah
kelahiran prematur, bayi lahir dengan berat badan rendah dan PDA (Patent
Ductus Arteriosus) atau kondisi ductus arteriosus tetap terbuka setelah
bayi lahir.
Ductus arterriosus adalah pembuluh darah yang digunakan bayi sebagai
sistem pernapasan selama dalam kandungan, normalnya saat bayi mulai
bernapas maka ductus arteriosus akan tertutup.
Jika tidak tertutup maka darah bersih dan darah kotor akan tercampur.
"Mengonsumsi sayuran dan buah dapat mencegah PDA, karena sayur dan
buah mengandung anti inflammantory atau antiperadangan. Kenapa zat ini
penting, karena kalau pembuluh darah meradang akan meningkatkan hormon
prostaglandins, dan hormon tersebut naik dan menghambat ductus
arteriosus," jelas dia.
Direktur Kesehatan Keluarga Kemenkes Eni Gustina mengatakan kelainan
bawaan merupakan salah satu penyebab utama kematian bayi dan balita.
Berdasarkan laporan Riskesdas 2007, kelainan bawaan berkontribusi
sebesar 1,4 persen terhadap kematian bayi 0-6 hari dan sebesar 18,1
persen terhadap kematian bayi 7-28 hari.
Kelainan bawaan turut berkontribusi sebesar 5,7 persen bagi kematian bayi dan 4,9 persen bagi kematian balita.
Di Indonesia sekitar 50 persen kelainan bawaan tidak diketahui
penyebabnya karena banyak masyarakat yang tidak melaporkan ketika bayi
meninggal dengan kelainan, bahkan jika anaknya terlahir cacat masih
banyak keluarga yang menutup-tutupinya.
"Kita perlu data mengenai frekuensi kelainan dan kontribusinya
terhadap kematian dan kesakitan pada periode neonatal sampai dengan
tahun pertama kehidupan. Data ini penting untuk penting untuk penentuan
intervensi dan program yang dapat dikembangkan oleh pemerintah pusat
sebagai upaya penurunan angka kesakitan dan kematian pada periode
neonatal sampai tahun pertama kehidupan," kata dia. (WDY)
Sayuran-Buah Cegah Kelainan Bawaan pada Bayi
Selasa, 21 Maret 2017 8:05 WIB