Jakarta (Antara Bali) - Nilai tukar rupiah menguat 34 poin menjadi
Rp13.274 per dolar AS dalam transaksi antarbank di Jakarta pada Kamis
pagi.
"Ruang penguatan rupiah kembali terbuka lebar seiring
dengan pelemahan dolar AS akibat penguatan harga komoditas," kata ekonom
Samuel Sekuritas, Rangga Cipta.
Harga komoditas yang kembali menguat, menurut dia, menjaga sentimen positif terhadap rupiah.
Harga minyak mentah jenis WTI berada di level 52,18 dolar AS per barel dan Brent di posisi 55,08 dolar AS per barel pagi ini.
Faktor lain yang memengaruhi pergerakan rupiah, Rangga menjelaskan,
adalah dolar AS yang terkoreksi seiring dengan optimisme terhadap
prospek ekonomi Amerika Serikat yang mulai tergerus karena data-data
ekonomi negara itu tidak terlalu solid dan komentar presiden terpilih
Donald Trump mengenai kebijakannya kurang meyakinkan.
Ia berharap dinamika politik menjelang pemilihan Gubernur DKI
Jakarta dan isu mengenai perombakan yang akan dilakukan pemerintah tidak
memberikan efek kejut yang bisa menahan penguatan rupiah.
Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada mengatakan pengumuman hasil studi Centre for Strategic and International Studies (CSIS) yang memperkirakan Indonesia mampu meningkatkan ekspor hingga 3,2 persen pada 2017 turut menjaga pergerakan rupiah.
Di sisi lain, lanjut dia, keyakinan pemerintah bahwa dana
repatriasi dari program amnesti pajak akan bertambah juga masih menjadi
sentimen positif bagi rupiah dalam jangka menengah dan panjang. (WDY)
Nilai Tukar Rupiah Menguat Menjadi Rp13.274 per Dolar AS
Kamis, 12 Januari 2017 12:53 WIB