Jakarta (Antara Bali) - Pertumbuhan perekonomian pada tahun 2017
diperkirakan dapat mencapai hingga 5,5 persen karena kondisi ekonomi di
tingkat nasional masih mengindikasikan stabilitas yang baik sehingga
perlu dukungan semua pihak.
Wakil Ketua DPR RI Taufik Kurniawan dalam keterangan tertulis yang
diterima di Jakarta, mengutarakan harapannya agar pertumbuhan ekonomi
5,1-5,2 persen dapat tercapai karena sinyal perbaikan ekonomi semakin
terlihat.
"Meski gejolak ekonomi dalam negeri yang tidak terlepas dari gejolak
ekonomi global yang masih fluktuatif, kita masih mampu menunjukkan
stabilitas yang cukup menggembirakan," katanya.
Taufik mengapresiasi pemerintah Indonesia yang secara umum dinilai
mampu menjaga defisit anggaran pada batas yang disepakati dalam APBN,
yaitu tidak lebih dari tiga persen.
Dia juga mengingatkan bahwa Indonesia juga termasuk negara yang
dapat meraih posisi lima besar di dunia dalam pencapaian pasar modal.
Di tempat terpisah, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati
mengatakan bahwa momentum pertumbuhan ekonomi Indonesia juga memerlukan
peran industri pasar modal.
"Semua memahami pentingnya pasar modal dan peranannya terhadap
perekonomian Indonesia. Kami semua paham untuk membangun perekonomian
agar memiliki pemerataan yang dapat dinikmati masyarakat butuh investasi
di berbagai bidang, Bursa dapat menjembatani itu," ujar Menkeu dalam
sambutan pembukaan IHSG BEI pada awal tahun 2017 di Jakarta, Selasa.
Menurut dia, pasar modal dapat menjembatani dan memfasilitasi
masyarakat akan kebutuhan investasi, di sisi lain juga memberi
kesempatan bagi pengusaha yang membutuhkan dana untuk ekspansi.
Sebelumnya, pengamat ekonomi dari Universitas Gadjah Mada Tony
Prasetiantono memproyeksikan pertumbuhan ekonomi pada 2017 akan lebih
tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun ini yang sebesar lima persen
karena dipicu harga komoditas yang mulai membaik.
"Tahun depan pertumbuhan bisa 5,1-5,2 persen dipicu harga komoditas
yang membaik karena produsen minyak mulai menurunkan produksinya,
terutama Arab Saudi dan Rusia," ujar Tony di Jakarta, Kamis (15/12).
Penurunan produksi minyak oleh negara-negara produsen dianggap
positif bagi Indonesia yang merupakan pengekspor kelapa sawit dan batu
bara karena dengan naiknya harga minyak maka permintaan atas dua
komoditas ekspor Indonesia diharapkan semakin tinggi. (WDY)
Perkiraan Wakil Ketua DPR Soal Pertumbuhan Ekonomi 2017
Rabu, 4 Januari 2017 11:32 WIB