Singaraja (Antara Bali) - Pasangan Dewa Nyoman Sukrawan dan Gede Dharma Wijaya yang maju Pilkada Kabupaten Buleleng, Bali, melalui jalur perseorangan menekankan program pembangunan karakter generasi muda sebagai salah satu upaya mendukung pembangunan daerah.
"Pembangunan yang lebih penting adalah pemberdayaan manusia. Pemerintah daerah harus mulai berfikir bagaimana menyiapkan pewaris pembangunan yang bermoral dan tentunya berkarakter," kata Dewa Nyoman Sukrawan di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan selama ini pembangunan hanya ditekankan pada sisi fisik atau infrastruktur, tanpa melihat sisi pembangunan jiwa manusia sebagai subjek dari pembangunan itu.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng itu, juga mengungkapkan pembangunan infrastruktur jika tidak didukung dengan pengembangan sumber daya manusia tentu sia-sia.
"Pembangunan infrastrktur bisa saja rusak karena manusianya tidak memiliki moral dan karakter. Tetapi jika manusianya sudah berkarakter tentu pembangunan infrastruktur dapat dilakukan lebih cepat dengan sistem partisipasi masyarakat," katanya.
Sukrawan menegaskan pihaknya tidak takut dicemooh jika seandainya terpilih menjadi bupati tidak dapat mewariskan pembangunan berupa bangunan perjuangan atau semacamnya.
"Saya sama sekali tidak takut. Saya lebih takut generasi penerus kita hancur hanya karena pemimpin tidak memberikan perhatian serius terhadap pendidikan moral anak muda kita," demikian Sukrawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Pembangunan yang lebih penting adalah pemberdayaan manusia. Pemerintah daerah harus mulai berfikir bagaimana menyiapkan pewaris pembangunan yang bermoral dan tentunya berkarakter," kata Dewa Nyoman Sukrawan di Singaraja, Senin.
Ia mengatakan selama ini pembangunan hanya ditekankan pada sisi fisik atau infrastruktur, tanpa melihat sisi pembangunan jiwa manusia sebagai subjek dari pembangunan itu.
Mantan Ketua DPRD Kabupaten Buleleng itu, juga mengungkapkan pembangunan infrastruktur jika tidak didukung dengan pengembangan sumber daya manusia tentu sia-sia.
"Pembangunan infrastrktur bisa saja rusak karena manusianya tidak memiliki moral dan karakter. Tetapi jika manusianya sudah berkarakter tentu pembangunan infrastruktur dapat dilakukan lebih cepat dengan sistem partisipasi masyarakat," katanya.
Sukrawan menegaskan pihaknya tidak takut dicemooh jika seandainya terpilih menjadi bupati tidak dapat mewariskan pembangunan berupa bangunan perjuangan atau semacamnya.
"Saya sama sekali tidak takut. Saya lebih takut generasi penerus kita hancur hanya karena pemimpin tidak memberikan perhatian serius terhadap pendidikan moral anak muda kita," demikian Sukrawan. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016