Nusa Dua (Antara Bali) - Direktur Jenderal International Labour Organization (ILO) Guy Ryder mengatakan negara Indonesia telah mampu membuktikan dan menjaga tren pertumbuhan ekonomi yang baik.
"Walau pertumbuhan ekonomi yang diharapkan Indonesia ingin lebih cepat dari sebelumnya. Namun dengan kondisi perekonomian dunia saat ini, Indonesia sudah mampu menjaga tren pertumbuhan ekonomi," kata Ryder di sela acara Pertemuan Regional Asia Pasifik ILO, di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Ia mengamati keterbatasan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terletak pada edukasi. Ketika negara Indonesia berkembang dan menjadi semakin kaya, semestinya ekonomi menjadi semakin kompleks dan dunia pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia dengan level yang lebih tinggi dalam konteks kemampuan pekerja.
Menurut dia, pendidikan atau edukasi merupakan sebagai investasi dalam dunia pekerjaan, bukan sebagai beban biaya, terutama untuk anak muda.
"Oleh karena itu, pelatihan-pelatihan untuk menguasai kemampuan di kalangan generasi muda harus ditingkatkan, sehingga mereka mampu bersaing dalam setiap pekerjaan. Saya rasa Indonesia mampu di dalam memberi pengetahuan dan pelatihan terhadap pekerja tersebut," ucapnya.
Ryder mengaku pihaknya sudah berbicara dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki kemampuan sumber daya manusia yang kuat, namun perlu mendapatkan pelatihan yang memadai.
"Indonesia sangat perlu mengimplementasikan pelatihan kejuruan teknis (technical vocational training), dan saya rasa itu adalah hal yang benar, karena berarti membekali masyarakat dengan kemampuan yang mereka butuhkan," ujarnya.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Indonesia akan menjadi sangat penting dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena kerangka ini bisa menciptakan sekitar 14 juta pekerjaan, namun kemampuan sesuai juga dengan pekerja yang dibutuhkan.
"Pelatihan keterampilan bagi pekerja Indonesia sangat dibutuhkan untuk dapat bersaing menghadapi MEA. Saya dorong langkah-langkah yang dilakukan Indonesia untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bisa bersaing dalam dunia kerja," katanya.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Walau pertumbuhan ekonomi yang diharapkan Indonesia ingin lebih cepat dari sebelumnya. Namun dengan kondisi perekonomian dunia saat ini, Indonesia sudah mampu menjaga tren pertumbuhan ekonomi," kata Ryder di sela acara Pertemuan Regional Asia Pasifik ILO, di Nusa Dua, Bali, Kamis.
Ia mengamati keterbatasan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia terletak pada edukasi. Ketika negara Indonesia berkembang dan menjadi semakin kaya, semestinya ekonomi menjadi semakin kompleks dan dunia pekerjaan membutuhkan sumber daya manusia dengan level yang lebih tinggi dalam konteks kemampuan pekerja.
Menurut dia, pendidikan atau edukasi merupakan sebagai investasi dalam dunia pekerjaan, bukan sebagai beban biaya, terutama untuk anak muda.
"Oleh karena itu, pelatihan-pelatihan untuk menguasai kemampuan di kalangan generasi muda harus ditingkatkan, sehingga mereka mampu bersaing dalam setiap pekerjaan. Saya rasa Indonesia mampu di dalam memberi pengetahuan dan pelatihan terhadap pekerja tersebut," ucapnya.
Ryder mengaku pihaknya sudah berbicara dengan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi Hanif Dhakiri yang mengatakan bahwa Indonesia memiliki kemampuan sumber daya manusia yang kuat, namun perlu mendapatkan pelatihan yang memadai.
"Indonesia sangat perlu mengimplementasikan pelatihan kejuruan teknis (technical vocational training), dan saya rasa itu adalah hal yang benar, karena berarti membekali masyarakat dengan kemampuan yang mereka butuhkan," ujarnya.
Menurut dia, langkah yang dilakukan Indonesia akan menjadi sangat penting dalam kerangka Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), karena kerangka ini bisa menciptakan sekitar 14 juta pekerjaan, namun kemampuan sesuai juga dengan pekerja yang dibutuhkan.
"Pelatihan keterampilan bagi pekerja Indonesia sangat dibutuhkan untuk dapat bersaing menghadapi MEA. Saya dorong langkah-langkah yang dilakukan Indonesia untuk menyiapkan sumber daya manusia yang bisa bersaing dalam dunia kerja," katanya.(I020)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016