Jakarta (Antara Bali) - Pola makan yang tidak sehat pada masyarakat modern dapat menjadi salah satu penyebab banyaknya penderita penyakit diabetes melitus berusia muda, demikian disampaikan ahli penyakit dalam dari Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk Dr Sandra Utami Widiastuti SpPD.

"Faktor makanan bukan satu-satunya penyebab seseorang mengidap diabetes. Tetapi memang pola makan yang tidak sehat pada saat ini, membuat semakin banyak pengidap diabetes berusia muda," ujar Sandra di Jakarta, Sabtu.

Bahkan dia sendiri pernah menemukan anak berusia belasan tahun sudah mengidap diabetes tipe dua. Padahal penyakit diabetes tipe dua tersebut biasanya menyerang seseorang pada usia 40 tahun ke atas.

Pola makan yang tidak sehat seperti mengonsumsi makanan yang mengandung kalori berlebih seperti "junk food", minuman bersoda, minuman kemasan dan sebagainya dapat memicu terjadinya diabetes.

"Sangat memprihatinkan sekali, karena pola makan tidak sehat tersebut justru banyak diturunkan dari orang tua ke anaknya," lanjut dia.

Seharusnya para orang tua, lanjut dia, memberikan contoh pola makan sehat untuk mencegah berbagai penyakit seperti diabetes.

Diabetes mellistus merupakan kumpulan gejala yang timbul pada seseorang karena peningkatan kadar glukosa darah, yang terjadi akibat kekurangan insulin baik absolut maupun relatif.

Dia menyebutkan terdapat beberapa jenis diabetes yakni tipe satu, tipe dua, tipe lain, dan gestasional (resistensi insulin dengan disfungsi sel beta pada kehamilan).

"Penyakit diabetes mellitus tipe satu yakni penyakit autoimun, belum diketahui penyebabnya, serta bukan penyakit keturunan. Penderita diabetes tipe satu sel beta hancur sehingga insulin sedikit atau sama sekali tidak berfungsi."
  
Biasanya diabetes tipe satu menyerang penderita berusia muda, kadar insulin rendah , dan cenderung kurus. Sementara penderita diabetes tipe dua biasanya diderita pasien usia 40 tahun ke atas, kadar insulin tinggi, dan cenderung gemuk.

Sandra menjelaskan diabetes sendiri memiliki beberapa gejala seperti badan mudah letih, kesemutan pada jari tangan dan kaki, gatal-gatal, penglihatan mulai kabur, gairah seks menurun, luka sulit sembuh, dan infeksi berulang.

"Jika terjadi peningkatan kadar gula darah akan mengakibatkan komplikasi yang dapat merusak ginjal, mata, jantung, pembuluh darah, dan saraf," papar dia.

Kerusakan organ dapat terjadi sebelum memberikan gejala atau gangguan yang dirasakan oleh penderita diabetes. Komplikasi dapat menjadi tanda pertamanya adanya penyakit diabetes.

Komplikasi diabetes antara lain antara lain adalah penyakit jantung koroner, stroke, penyumbatan pembuluh darah, jantung, gangguan fungsi ginjal, pengurangan penglihatan, dan lainnya.

Bagi penderita diabetes, Sandra mengatakan perlu ada pengelolaan diabetes yang terdiri dari lima pilar yakni perencanaan makan, latihan fisik, obat-obatan, dan pemantauan gula secara mandiri.

"Komplikasi diabetes perlu diwaspadai dengan mengendalikan kadar gula darah seoptimal mungkin dengan cara pemeriksaan berkala untuk mendeteksi dini adanya komplikasi," imbuh dia. (*/DWA)

Pewarta: Pewarta: Indriani

Editor : Dewa Sudiarta Wiguna


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016