London (Antara Bali/Reuters) - Tiga sundulan kepala membawa Inggris meraih kemenangan atas rival lama mereka, ketika Skotlandia takluk 0-3 pada pertandingan kualifikasi Piala Dunia yang berlangsung pada Jumat di Wembley.
Tandukan Daniel Sturridge pada babak pertama dan upaya impresif serupa setelah turun minum dari Adam Lallana dan Gary Cahill, memastikan Inggris menyudahi persaingan tertua di sepak bola internasional itu untuk mengamankan posisi puncak mereka di klasemen Grup F.
Inggris telah mengoleksi sepuluh angka dari empat pertandingan, unggul enam angka atas Skotlandia, yang peluangnya untuk menembus kualifikasi terlihat sudah memudar di mana pasukan Gordon Strachan menghuni peringkat kedua dari bawah di klasemen.
Hasil ini dapat memberi dampak-dampak yang kontras bagi manajer kedua, di mana pelatih sementara Inggris Gareth Southgate telah memperkuat posisinya untuk bisa menduduki kursi panas itu dengan basis permanen sedangkan posisi Strachan kini terlihat makin rapuh.
Seperti yang dijanjikan sebelum pertandingan, kedua tim menentang peraturan FIFA terkait pernyataan-pernyataan politik dengan mengenakan ban lengan berwarna hitam dihiasi logo bunga Poppy, untuk mengenang gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia Satu.
Meski demikian, suasana pertarungan di antara dua rival lama ini segera memanas setelah sepak mula, di mana Skotlandia melancarkan tekel-tekel dan menikmati pembukaan permainan dengan lebih baik, menekan dan menggempur Inggris di area pertahanannya sendiri.
Strachan, yang membongkar timnya setelah kekalahan dari Slovakia pada pertandingan kualifikasi sebelumnya, menyiapkan tim untuk membuat Inggris tidak merasa nyaman dan itu merupakan rencana permainan yang berjalan sempurna sampai menit ke-24.
Seorang bek Skotlandia memblok tembakan Raheem Sterlin, namun bola kemudian jatuh ke Kyle Walker yang umpan silangnya disambar dengan sempurna oleh Sturridge.
Setelah mematahkan kegigihan tamunya, Inggris sedikit mengendurkan tekanan dan dua menit kemudian Skotlandia memiliki peluang melalui bek Grant Hanley yang tidak terkawal, namun sundulannya melambung di atas mistar gawang.
Itu merupakan yang pertama dari serangkaian kecerobohan Inggris, yang mampu lolos dari dua momen di mulut gawang pada awal babak kedua ketika tembakan James Forrest dari jarak sepuluh meter melebar, dan upaya Robert Snodgrass dapat diblok dari jarak serupa.
Bagaimanapun, beberapa saat kemudian Inggris menggandakan keunggulan melalui kualitas bagus di lini depan yang kurang dimiliki Skotlandia, ketika umpan silang Danny Rose dari sisi kiri tertuju kepada Lallana di kotak penalti, untuk kemudian disundul pemain Liverpool itu melewati Craig Gordon.
Gol ketiga Inggris tercipta pada menit ke-60 ketika tendangan sudut Wayne Rooney diteruskan Cahill dengan tandukan ke sudut jauh.
Kekalahan bagi Skotlandia sudah dipastikan, namun Inggris semestinya dapat menambah penderitaan sang lawan ketika Sterling gagal memanfaatkan peluang bagus yang dimilikinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Tandukan Daniel Sturridge pada babak pertama dan upaya impresif serupa setelah turun minum dari Adam Lallana dan Gary Cahill, memastikan Inggris menyudahi persaingan tertua di sepak bola internasional itu untuk mengamankan posisi puncak mereka di klasemen Grup F.
Inggris telah mengoleksi sepuluh angka dari empat pertandingan, unggul enam angka atas Skotlandia, yang peluangnya untuk menembus kualifikasi terlihat sudah memudar di mana pasukan Gordon Strachan menghuni peringkat kedua dari bawah di klasemen.
Hasil ini dapat memberi dampak-dampak yang kontras bagi manajer kedua, di mana pelatih sementara Inggris Gareth Southgate telah memperkuat posisinya untuk bisa menduduki kursi panas itu dengan basis permanen sedangkan posisi Strachan kini terlihat makin rapuh.
Seperti yang dijanjikan sebelum pertandingan, kedua tim menentang peraturan FIFA terkait pernyataan-pernyataan politik dengan mengenakan ban lengan berwarna hitam dihiasi logo bunga Poppy, untuk mengenang gencatan senjata yang mengakhiri Perang Dunia Satu.
Meski demikian, suasana pertarungan di antara dua rival lama ini segera memanas setelah sepak mula, di mana Skotlandia melancarkan tekel-tekel dan menikmati pembukaan permainan dengan lebih baik, menekan dan menggempur Inggris di area pertahanannya sendiri.
Strachan, yang membongkar timnya setelah kekalahan dari Slovakia pada pertandingan kualifikasi sebelumnya, menyiapkan tim untuk membuat Inggris tidak merasa nyaman dan itu merupakan rencana permainan yang berjalan sempurna sampai menit ke-24.
Seorang bek Skotlandia memblok tembakan Raheem Sterlin, namun bola kemudian jatuh ke Kyle Walker yang umpan silangnya disambar dengan sempurna oleh Sturridge.
Setelah mematahkan kegigihan tamunya, Inggris sedikit mengendurkan tekanan dan dua menit kemudian Skotlandia memiliki peluang melalui bek Grant Hanley yang tidak terkawal, namun sundulannya melambung di atas mistar gawang.
Itu merupakan yang pertama dari serangkaian kecerobohan Inggris, yang mampu lolos dari dua momen di mulut gawang pada awal babak kedua ketika tembakan James Forrest dari jarak sepuluh meter melebar, dan upaya Robert Snodgrass dapat diblok dari jarak serupa.
Bagaimanapun, beberapa saat kemudian Inggris menggandakan keunggulan melalui kualitas bagus di lini depan yang kurang dimiliki Skotlandia, ketika umpan silang Danny Rose dari sisi kiri tertuju kepada Lallana di kotak penalti, untuk kemudian disundul pemain Liverpool itu melewati Craig Gordon.
Gol ketiga Inggris tercipta pada menit ke-60 ketika tendangan sudut Wayne Rooney diteruskan Cahill dengan tandukan ke sudut jauh.
Kekalahan bagi Skotlandia sudah dipastikan, namun Inggris semestinya dapat menambah penderitaan sang lawan ketika Sterling gagal memanfaatkan peluang bagus yang dimilikinya. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016