Tabanan, 30/10 (Antara) - Parade Budaya dan Pesta Rakyat di Kecamatan Penebel berlangsung meriah dan semarak serangkaian merayakan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-523 Kota Tabanan.

Parade yang melibatkan pelajar dan seniman setempat mengusung tema Pagelaran Budaya Masyarakat Penebel dalam Rangka Mendukung Warisan Budaya Dunia Jatiluwih yang sempat disaksikan Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti, Sabtu malam.

Bupati Eka mengaku kagum dengan atusiasme masyarakat untuk mengisi acara peringatan HUT ke-523 Kota Tabanan yang pelaksanaannya disebar di seluruh kecamatan secara bergantian.

"Saya kagum dan bersyukur sekali melihat antusiasme masyarakat untuk mengisi acara. Begitu juga dengan masyarakat yang ingin menyaksikan Parade Budaya dan Pesta Rakyat. Itu menandakan bahwa masyarakat haus hiburan," ujar Bupati Eka.

Bupati Eka mengingatkan, seluruh masyarakat untuk menjaga kelestarian lingkungan, salah satunya air yang dengan mudah bisa diperoleh di Penebel.

"Kita harus bersyukur dengan anugerah Sang Pencipta tersebut. Karena inilah yang juga membuat Tabanan sebagai daerah yang komplit. Mohon dijaga keasrian alam semesta ini," ujar Bupati Eka.

Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk menjaga kelestarian alam, adalah dengan tidak membuang sampah sembarangan.

Menurut Bupati Eka, sampah yang dibuang sembarangan tidak hanya mengganggu pemandangan dan merusak lingkungan secara perlahan. Namun, dari kesehatan pikiran, sampah akan sangat mengganggu.

"Kita akan sulit berpikir jernih. Karena itu, bank sampah yang terintegrasi harus dipikirkan para perbekel. Mari sama-sama membangunTabanan. Mari sumbangkan pikiran dan tenaga untuk bersama-sama berbuat yang terbaik bagi Tabanan, khususnya Kecamatan Penebel," kata Bupati Eka.

Sebelumnya parade budaya dan pesta rakyat telah dilaksanakan di Kecamatan Kerambitan, Selemadeg dan Baturiti, menyusul Kecamatan Marga dan Kediri.

Atraksi budaya tersebut menyuguhkan berbagai transformasi aktivitas pertanian tradisional ke dalam bentuk kesenian dan tradisi, di antaranya mengolah lahan pertanian dan "ngoncang" yakni memainkan alat tumbuk padi tradisional yang bernuansa seni. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Ketut Sutika

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016