Nusa Dua (Antara Bali) - Bank Indonesia menggelar seminar internasional guna menyiapkan pemimpin modern yang mampu merespon gejolak ekonomi dan risiko lainnya menggunakan metode "neuroscience".

"Untuk itu harus, pimpinan dan staf pimpinan harus dilatih bagaimana mengambil keputusan dalam dunia penuh risiko," kata Deputi Gubernur Senior Bank Indonesia, Mirza Adityaswara usai pembukaan seminar internasional "Neuro-Economic Leadership in VUCA Era" di Nusa Dua, Kabupaten Badung, Bali, Senin.

Menurut dia, saat ini perekonomian di negara maju seperti di Amerika Serikat dan kawasan Eropa mengalami gejolak namun berimbas ke pasar keuangan hingga stabilitas ekonomi dan ujungnya berdampak kepada masyarakat.

Untuk itu diperlukan calon-calon pemimpin yang lincah merespon tantangan di tengah situasi dunia saat ini disebut Vuca atau rentan terhadap gangguan, tidak pasti, kompleks dan ambigu yang disertai perubahan serba cepat.

Menanggapi hal tersebut, bank sentral melalui BI Institute menggagas dan mengajak para pemimpin ekonomi di semua tingkatan baik lokal hingga internasional untuk menemukan jenis kepemimpinan yang pas menghadapi era tersebut.

Sementara itu Kepala Bank Indonesia Institute, Sugeng, menjelaskan bahwa seminar internasional tersebut dihadari oleh para peserta dari 25 negara yang berasal dari latar belakang bank sentral, otoritas ekonomi dan para ahli.

Dalam sambutannya, Sugeng mengatakan bahwa saat ini banyak masalah lahir dari kepemimpinan yang gagal, isu yang menjadi perhatian pada saat pelaksanaan World Economic Forum 2015.

"Oleh karena itu solusi terkait masalah tersebut bisa diraih dari kualitas dan dedikasi para pemimpin. Karena itu seminar ini tidak hanya untuk membangun pandangan tetapi juga membangun karakter dan dedikasi pemimpin terbaik untuk melahirkan manusia yang sejahtera," katanya.

Dalam seminar itu diharapkan dapat ditarik "benang merah" hasil penelitian bidang otak (neuroscience) dengan bidang kepemimpinan yang memunculkan terobosan menghadapi era Vuca.

Diharapkan pembahasan dalam seminar itu menjadi momen awal pengembangan potensi otak di Indonesia yang selama ini masih bisa dikembangkan lebih maksimal lagi.

Selama dua hari seminar hadir pembicara yang menjadi pakar dalam bidang "brainscience" berbasis "neuroleadership" yakni Dr David Rock serta Michael Morgan, petinggi Herman International Asia Pasific yang membahas cara berpikir yang lincah dalam dunia serba Vuca ini. (WDY)

Pewarta: Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016