Tabanan (Antara Bali) - DPRD beserta pejabat RSUD Pamekasan, Madura, Jatim, mengadakan studi banding untuk belajar mengenai manajemen pengelolaan badan layan umum (BLU) ke RSUD Tabanan, Bali, Senin.

Iskandar, anggota Komisi D DPRD Pamekasan, menjelaskan, pihaknya memilih RSUD Tabanan karena rumah sakit tersebut sudah menjadi BLU sejak 2004, sedangkan RSUD Pamekasan baru dimulai awal Januari 2011.
    
"Kami belajar mengenai manajemen keuangan dan pelayanan terhadap pasien. Karena setelah menjadi BLU, pengelolaan keuangan di rumah sakit menjadi otonom. Dengan BLU, maka untuk kebutuhan belanja obat dan barang langsung dilakukan oleh rumah sakit tanpa proses tender," katanya.
    
Dengan demikian, katanya, maka pelayanan terhadap pasien menjadi cepat karena untuk pengadaan obat tidak perlu proses panjang. Namun demikian, BLU tersebut harus dilengkapi dengan dewan pengawas dan keuangannya harus diaudit oleh auditor independen.
    
Dalam pertemuan dengan pejabat di RSUD Tabanan, katanya, pihaknya mendapatkan penjelasan bahwa rumah sakit tersebut sudah melakukan berbagai perubahan, yakni budaya yang mengutamakan kepuasan konsumen atau pasien.
    
"Karena itu, semua yang terlibat di rumah sakit, baik dokter, perawat sampai sopir ambulans harus bekerja dalam tim dengan menghilangkan ego masing-masing. Perbaikan kinerja terus menerus dilakukan dengan prinsip tidak boleh puas," katanya.
    
Selain itu, katanya, di RSUD Tabanan setiap pagi dilakukan semacam monitoring atau diskusi dengan seluruh personel selama satu jam untuk mengevaluasi kasus-kasus yang tidak tertangani pada hari sebelumnya. Dengan cara seperti itu, maka tenaga medis akan malu jika sering tidak bisa menuntaskan masalah pasien.
    
"Hal lain yang kami pelajari dari Tabanan ini adalah, dokter tidak lagi menggunakan resep yang harus dibeli oleh pasien di apotik. Pasien cukup diberi catatan penggunaan obat yang obatnya sudah disediakan oleh rumah sakit," katanya.
    
Untuk merangsang budaya kerja di kalangan medis, RSUD Tabanan sudah menerapkan remunerasi yang berbasis pada kinerja. Artinya selalu ada penghargaan bagi mereka yang bekerja dengan baik dan hukuman bagi yang tidak bekerja dengan baik.
    
"Semua itu akan kami coba terapkan di RSUD Pamekasan dengan harapan akan lebih meningkatkan pelayanan kepada pasien," katanya.
    
Ia menjelaskan, saat ini pendapatan dari RSUD Tabanan setiap tahun mencapai sekitar Rp56 miliar, sedangakn di RSUD Pamekasan baru sekitar Rp23 miliar. Padahal penduduk Tabanan sekitar 400 ribu, sedangkan Kabupaten Pamekasan sekitar 800 ribu.(*)

Pewarta:

Editor : Masuki


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2011