Denpasar (Antara Bali) - Causa Iman Karana kini menjabat Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Bali menggantikan Dewi Setyowati yang diangkat menjadi Kepala Departemen Logistik dan Fasilitas BI Pusat.

Serah terima jabatan tersebut dilaksanakan di gedung BI di Denpasar, Jumat, dengan disaksikan Wakil Gubernur Bali Ketut Sudikerta, Deputi Gubernur BI Hendar, OJK, kalangan perbankan hingga jajaran Muspida, SKPD Provinsi Bali dan instansi terkait lainnya.

Pelantikan terhadap kedua pejabat baru itu sebelumnya telah dilaksanakan pada Selasa (19/7) di Jakarta berdasarkan surat keputusan Dewan Gubernur BI pada 1 Juli 2016.

Wakil Gubernur Bali, Ketut Sudikerta menyatakan apresiasi kepada Dewi Setyowati dengan kontribusi yang besar dan prestasi yang dicapai untuk membantu kesejahteraan dan pembangunan masyarakat di Pulau Dewata.

"Saudari Dewi Setyowati telah memberikan banyak kontribusi dan mencapai prestasi yang menggembirakan dalam mengendalikan inflasi maupun mendorong pertumbuhan ekonomi daerah," katanya.

Mantan Wakil Bupati Badung itu juga mengharapkan Causa Iman untuk melanjutkan dan meningkatkan sinergitas, kinerja dan prestasi yang sebelumnya telah dicapai pendahulunya.

Hal senada juga diungkapkan Deputi Gubernur BI, Hendar, yang mengharapkan pimpinan BI Bali baru untuk meneruskan dan meningkatkan kontribusi di Pulau Dewata serta menerapkan "good governance" di jajaran internal.

Pihaknya juga mengapresiasi capaian dan kontribusi yang telah diberikan oleh Dewi Setyowati kepada Bali dan menjadikan pengalaman tersebut sebagai bekal dalam memimpin departemen yang baru.

"Kami harapkan Iman lebih 'strong' dibandingkan Dewi dan ini tantangan yang berat karena 'benchmark' (standar ukuran Dewi) sudah cukup tinggi dan tidak mudah," ucap Hendar.

Selama menjabat Kepala Perwakilan BI Bali sejak 22 Desember 2014, wanita yang berasal dari Yogyakarta itu telah melahirkan sejumlah prestasi membanggakan dengan terjun langsung ke masyarakat.

Dari hasil terjun langsung ke masyarakat itu, keberhasilan Dewi Setyowati di antaranya mendirikan 13 klaster percontohan dengan membina para petani cabai, bawang merah, padi, kopi peternak sapi dengan sistem organik hingga pelaku usaha kecil dan menengah.

Dari sisi pertanian, wanita kelahiran 1 Juni 1960 itu menyasar komoditas yang kerap menyumbangkan inflasi salah satunya beras dengan menggalakkan sistem pertanian organik sehingga meningkatkan produktivitas beras.

Inflasi di Bali yang sebelumnya di atas nasional, pada tahun 2015 berhasil mencapai 2,75 persen, angka paling rendah selama 19 tahun terakhir.

Di tangan wanita jebolan Master of Public Management di The Heinz School of Carnegie Mellon University Pennsylvania, Amerika Serikat itu pula, Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) berhasil dikoordinasikan sehingga kini berdiri di sembilan kabupaten/kota di Bali dari yang sebelumnya hanya berdiri di dua lokasi pencacahan inflasi yakni Denpasar dan Singaraja.

Di TPID Bali ia terlibat aktif dalam sejumlah inisiasi kegiatan di antaranya pasar murah hingga menerbitkan nama-nama pangkalan elpiji agar masyarakat membeli elpiji dengan harga yang sesuai dengan harga eceran tertinggi yang ditetapkan Pemprov Bali.

Tidak hanya itu penertiban kegiatan usaha penukaran valuta asing (KUPVA) untuk mendukung pariwisata Bali juga dilakukan dengan menggandeng kepolisian, desa adat dan instansi terkait lainnya untuk menertibkan KUPVA ilegal.

Kini estafet kepemimpinan BI Bali telah berpindah ke tangan Causa Iman Karana yang sebelumnya menjabat Deputi Kepala Perwakilan BI Sulawesi Selatan dengan sejumlah tantangan mendatang untuk ikut berkontribusi mensejahterakan masyarakat Pulau Dewata. (ADT)

Pewarta: Dewa Wiguna

Editor : I Nyoman Aditya T I


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016