Karanganyar (Antara Bali) - Presiden Joko Widodo memanfaatkan Lebaran 2016 hari kedua untuk bersilaturahim dengan keluarga besar dan masyarakat di Desa Kragan Kecamatan Gondangrejo Karanganyar, Kamis.
"Saya hadir di sini yang pertama kangen, kangen, kangen. Karena waktu kecil saya, sewaktu TK, SD, SMP itu hampir setiap dua atau seminggu sekali pasti datang ke sini," kenang Presiden Jokowi.
Di Desa Kragan, Kabupaten Karanganyar, Presiden Jokowi terlebih dahulu bersilaturahim dengan keluarga besar di tempat kelahiran ayahnya di desa itu.
Desa Kragan merupakan tempat tinggal almarhum kakek Jokowi, Wiro Miharjo. Di tempat inilah Presiden menghabiskan masa kecilnya.
Menurut Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, usai pertemuan dengan keluarga dan kerabat, Presiden Jokowi beramah tamah dengan masyarakat sekaligus membagikan paket bahan pokok yang telah disiapkan.
Pembagian paket bahan pokok bagi keluarga kurang mampu tersebut dilakukan di depan kediaman Presiden Jokowi dan keluarga besar yang berseberangan dengan Kantor Kepala Desa Kragan. Sekira 1.000 paket bahan pokok disiapkan untuk dibagikan kepada warga sekitar.
Warga sekitar antusias begitu mengetahui dapat bertemu secara langsung dengan Presiden. Bahkan, sejumlah warga di sana sudah berkumpul sejak pagi untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi.
Suasana berlangsung riuh ketika Presiden Joko Widodo tiba di lokasi pertemuan dengan didampingi oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono sekitar pukul 10.25 WIB.
Dalam kesempatan itu Presiden mengungkapkan dirinya seakan bernostalgia dengan kenangan masa kecilnya. Ia mengaku merindukan suasana di tempat dirinya menghabiskan masa kecilnya.
"Waktu kecil saya, sewaktu TK, SD, SMP itu hampir setiap dua atau seminggu sekali pasti datang ke sini," kenang Presiden Jokowi.
Presiden kemudian juga mengingat-ingat kembali bagaimana dahulu usaha yang dibutuhkan Presiden untuk menuju desa tersebut dari Solo.
Ia mengungkapkan dirinya terlebih dahulu harus menyeberangi sungai dengan perahu untuk mencapainya. Ternyata, sampai dengan saat ini pun warga di desa masih harus mengandalkan perahu tersebut.
"Nanti diusulkan ke Pak Bupati bikin jembatan. Biar nanti dicek, dilihat oleh Pak Menteri PU. Tapi dicek dulu, nanti kalau sudah dicek ya semestinya dikerjakan. Tapi jangan tergesa-gesa," ujar Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga sempat bercanda dengan warga yang hadir. Presiden Jokowi menanyakan masih adakah di antara hadirin yang dahulu pernah menemaninya mandi di Sungai Bengawan Solo.
Desa Kragan sendiri memang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo di bagian timurnya. Bengawan Solo memiliki kesan tersendiri di hati Presiden Jokowi.
"Dulu ketika kecil saya biasa mandi di Bengawan Solo. Tapi tadi saya tanya apa ada yang menemani saya, ternyata sudah tidak ada," ujar Presiden menjawab pertanyaan jurnalis.
Ditemui seusai acara, salah seorang teman masa kecil Presiden Joko Widodo yang hadir dalam acara ramah tamah tersebut menyebut bahwa pembangunan jembatan di desa tersebut akan sangat berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitar. Dirinya berujar, warga akan sangat kesulitan bila hujan deras turun di desa tersebut.
"Lebih bagus. Kalau banjir soalnya bahaya. Setiap hujan deras di sini banjir. Geteknya ga berani jalan kalau banjir," ujar Tjipto Wiyono (63 tahun) yang kini berprofesi sebagai tukang servis sepeda onthel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
"Saya hadir di sini yang pertama kangen, kangen, kangen. Karena waktu kecil saya, sewaktu TK, SD, SMP itu hampir setiap dua atau seminggu sekali pasti datang ke sini," kenang Presiden Jokowi.
Di Desa Kragan, Kabupaten Karanganyar, Presiden Jokowi terlebih dahulu bersilaturahim dengan keluarga besar di tempat kelahiran ayahnya di desa itu.
Desa Kragan merupakan tempat tinggal almarhum kakek Jokowi, Wiro Miharjo. Di tempat inilah Presiden menghabiskan masa kecilnya.
Menurut Kepala Biro Pers Media dan Informasi Sekretariat Presiden Bey Machmudin, usai pertemuan dengan keluarga dan kerabat, Presiden Jokowi beramah tamah dengan masyarakat sekaligus membagikan paket bahan pokok yang telah disiapkan.
Pembagian paket bahan pokok bagi keluarga kurang mampu tersebut dilakukan di depan kediaman Presiden Jokowi dan keluarga besar yang berseberangan dengan Kantor Kepala Desa Kragan. Sekira 1.000 paket bahan pokok disiapkan untuk dibagikan kepada warga sekitar.
Warga sekitar antusias begitu mengetahui dapat bertemu secara langsung dengan Presiden. Bahkan, sejumlah warga di sana sudah berkumpul sejak pagi untuk menyambut kedatangan Presiden Jokowi.
Suasana berlangsung riuh ketika Presiden Joko Widodo tiba di lokasi pertemuan dengan didampingi oleh Bupati Karanganyar Juliyatmono sekitar pukul 10.25 WIB.
Dalam kesempatan itu Presiden mengungkapkan dirinya seakan bernostalgia dengan kenangan masa kecilnya. Ia mengaku merindukan suasana di tempat dirinya menghabiskan masa kecilnya.
"Waktu kecil saya, sewaktu TK, SD, SMP itu hampir setiap dua atau seminggu sekali pasti datang ke sini," kenang Presiden Jokowi.
Presiden kemudian juga mengingat-ingat kembali bagaimana dahulu usaha yang dibutuhkan Presiden untuk menuju desa tersebut dari Solo.
Ia mengungkapkan dirinya terlebih dahulu harus menyeberangi sungai dengan perahu untuk mencapainya. Ternyata, sampai dengan saat ini pun warga di desa masih harus mengandalkan perahu tersebut.
"Nanti diusulkan ke Pak Bupati bikin jembatan. Biar nanti dicek, dilihat oleh Pak Menteri PU. Tapi dicek dulu, nanti kalau sudah dicek ya semestinya dikerjakan. Tapi jangan tergesa-gesa," ujar Presiden.
Dalam kesempatan tersebut, Presiden juga sempat bercanda dengan warga yang hadir. Presiden Jokowi menanyakan masih adakah di antara hadirin yang dahulu pernah menemaninya mandi di Sungai Bengawan Solo.
Desa Kragan sendiri memang berbatasan langsung dengan Sungai Bengawan Solo di bagian timurnya. Bengawan Solo memiliki kesan tersendiri di hati Presiden Jokowi.
"Dulu ketika kecil saya biasa mandi di Bengawan Solo. Tapi tadi saya tanya apa ada yang menemani saya, ternyata sudah tidak ada," ujar Presiden menjawab pertanyaan jurnalis.
Ditemui seusai acara, salah seorang teman masa kecil Presiden Joko Widodo yang hadir dalam acara ramah tamah tersebut menyebut bahwa pembangunan jembatan di desa tersebut akan sangat berguna bagi dirinya dan masyarakat sekitar. Dirinya berujar, warga akan sangat kesulitan bila hujan deras turun di desa tersebut.
"Lebih bagus. Kalau banjir soalnya bahaya. Setiap hujan deras di sini banjir. Geteknya ga berani jalan kalau banjir," ujar Tjipto Wiyono (63 tahun) yang kini berprofesi sebagai tukang servis sepeda onthel. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016