Jakarta (Antara Bali) - Menteri Pertanian Amran Sulaiman meminta
masyarakat Indonesia untuk bisa bisa merubah pola konsumsi protein dari
daging sapi ke jenis protein lainnya seperti ayam atau telur.
Menurut dia, protein dalam daging sapi bisa didapatkan di komoditas lain seperti ayam, telur, ikan hingga kambing yang pasokannya melimpah di Tanah Air.
"Apa yang dibutuhkan dari daging sapi itu adalah protein. Alangkah indahnya kalau kita swasembada protein karena (sumber) protein kita banyak," kata Amran dalam jumpa pers "Evaluasi Kelancaran Importir Daging Sapi dari Luar Negeri untuk Mendukung Stabilitasi Harga Selama Ramadhan dan Idul Fitri" di Jakarta, Senin.
Ia menyebut kandungan protein pada ayam mencapai 24 persen, daging 22 persen, kambing 27 persen dan ikan sekitar 17 persen.
"Ayam, domba, itu juga sudah kita ekspor. Makanya (sumber) protein kita banyak. Sapi itu hanya satu jenis dari sekian banyak protein. Pemahaman ini yang harus disampaikan kepada publik," katanya.
Amran, secara tersurat mengkritisi pemberitaan media yang terus menerus fokus pada harga daging yang melambung.
Padahal, menurut dia, harga daging ayam, minyak goreng hingga cabai merah sudah turun tetapi kabarnya tenggelam di media.
"Yang dikejar terus sapi karena yang seksi itu sapi," sesalnya.
Menyusul gejolak harga daging sapi yang terjadi sebelum Ramadhan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan sejumlah upaya stabilisasi harga, terutama melalui gelaran pasar murah dan impor sapi.
Teranyar, kementerian itu akan mengalihkan 8.110 ton daging impor yang sedianya diperuntukkan bagi industri hotel, restoran dan katering ke pasaran dengan harga tak lebih dari Rp80 ribu per kg ke seluruh Indonesia dengan fokus utama di kawasan Jabodetabek.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Menurut dia, protein dalam daging sapi bisa didapatkan di komoditas lain seperti ayam, telur, ikan hingga kambing yang pasokannya melimpah di Tanah Air.
"Apa yang dibutuhkan dari daging sapi itu adalah protein. Alangkah indahnya kalau kita swasembada protein karena (sumber) protein kita banyak," kata Amran dalam jumpa pers "Evaluasi Kelancaran Importir Daging Sapi dari Luar Negeri untuk Mendukung Stabilitasi Harga Selama Ramadhan dan Idul Fitri" di Jakarta, Senin.
Ia menyebut kandungan protein pada ayam mencapai 24 persen, daging 22 persen, kambing 27 persen dan ikan sekitar 17 persen.
"Ayam, domba, itu juga sudah kita ekspor. Makanya (sumber) protein kita banyak. Sapi itu hanya satu jenis dari sekian banyak protein. Pemahaman ini yang harus disampaikan kepada publik," katanya.
Amran, secara tersurat mengkritisi pemberitaan media yang terus menerus fokus pada harga daging yang melambung.
Padahal, menurut dia, harga daging ayam, minyak goreng hingga cabai merah sudah turun tetapi kabarnya tenggelam di media.
"Yang dikejar terus sapi karena yang seksi itu sapi," sesalnya.
Menyusul gejolak harga daging sapi yang terjadi sebelum Ramadhan, pemerintah melalui Kementerian Pertanian melakukan sejumlah upaya stabilisasi harga, terutama melalui gelaran pasar murah dan impor sapi.
Teranyar, kementerian itu akan mengalihkan 8.110 ton daging impor yang sedianya diperuntukkan bagi industri hotel, restoran dan katering ke pasaran dengan harga tak lebih dari Rp80 ribu per kg ke seluruh Indonesia dengan fokus utama di kawasan Jabodetabek.(WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016