Denpasar (Antara Bali) - Di tengah munculnya rekomendasi moratorium pembangunan fasilitas pariwisata di Bali, PT Intiwhiz justru memulai pembangunan 135 kamar hotel di Jalan Kartika Plaza, Kuta, Kabupaten Badung, yang diberi nama Grand Whiz.

Moedjianto Soesilo Tjahjono, Presdir dan CEO PT Intiwhiz saat peletakan batu pertama pembangunan hotel dengan nilai investasi Rp65 miliar di atas lahan seluas 2.035 meter persegi tersebut, Senin mengatakan, perkembangan kebutuhan kamar hotel di Bali, khususnya Kuta, sangat pesat.

"Kuta merupakan daerah sentral bagi wisatawan asing dan domestik yang berkunjung ke Pulau Dewata. Ini membuat kami yakin bisa berkiprah dalam usaha perhotelan di sini," tandasnya.

Sementara Pemerintah Provinsi Bali telah menyatakan keseriusannya untuk merespons rekomendasi moratorium pembangunan fasilitas pariwisata yang dikeluarkan Badan Pengembangan Sumber Daya (BPSD) Kebudayaan dan Pariwisata pada Kementerian Kebudayaan dan Pariwisata.

Menurut Moedjianto, sejak tahun 1990 PT Intiland Development Tbk sudah bergerak di bidang perhotelan dan tiga tahun lalu membentuk anak perusahaan PT Intiwhiz yang khusus menggeluti bisnis operator hotel.

Selain membangun hotel baru, pihaknya juga siap mengambil alih hotel-hotel yang ada, asalkan memiliki konsep yang sama dengan Intiwhiz. "Kami bermain di efisiensi. Banyak yang menawarkan kerja sama kepada kami, tetapi karena konsepnya berbeda, maka kami tolak," ujarnya.

Ditambahkan, dalam program lima tahun sejak 2011, PT Intiwhiz menargetkan untuk bisa mengelola 60 hotel berbintang dua dan tiga, yang akan dibangun di berbagai daerah potensial di Indonesia.

Mengenai segmen, Moedjianto yang didampingi Theresia Rustandi, Corporate Secretary PT Intiland Development Tbk, lebih mengutamakan menyasar pasar lokal atau domestik. "Tamu domestik 80 persen, sisanya pasar wisatawan asing," ucapnya.

Walaupun tingkat persaingan bisnis perhotelan semakin ketat, dia optimistis akan mampu mencapai target tingkat hunian kamar hingga 60 persen. "Kami yakin bisa memenuhi 60 persen kapasitas yang tersedia. Kami juga melakukan penjualan melalui internet," tambahnya.

Sementara Sutrisno Winata, mitra PT Intiwhiz dalam pembangunan Grand Whiz Kuta mengatakan, proyek pembangunan hotel itu ditargetkan selesai Oktober 2011. "Investasi pembangunan Rp65 miliar kami targetkan bisa kembali (BEP) dalam lima-enam tahun," katanya.

Ia yakin konsep hotel dengan "bermain" efisieansi itu akan mampu merebut perhatian wisatawan yang ingin berlibur di Kuta, maupun wilayah Bali lainnya. "Salah satu keunggulan kami menggunakan pendingin ruangan (AC) yang berbeda dengan hotel lain. Liburan Natal dan Tahun Baru 2012 sudah siap beroperasi," ucapnya.

Pada kesempatan itu, Made Darsana, wakil bendesa adat Kuta menyatakan, pihaknya siap mendukung investor yang ingin berkiprah di daerahnya asalkan mampu menjalin hubungan harmonis dengan semua elemen.

"Mari saling menghormati dan menjaga keharmonisan hubungan berlandaskan Tri Hita Karana. Hubungan baik sesama manusia, dengan Tuhan dan lingkungan, alam," jelasnya.(*)

Pewarta:

Editor : Nyoman Budhiana


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2010