Mangupura (Antara Bali) - Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Kabupaten Badung, Bali, menerima keluhan sejumlah atlet yang mengikuti ajang Pekan Olahraga Seni dan Pelajar (Porsenijar) Provinsi Bali yang tidak mendapat perhatian yang layak dari pemerintah setempat.

"Saat saya meninjau langsung ke lapangan seluruh atlet masing-masing cabang olahraga mengeluhkan hanya mendapat dana saat latihan sebesar Rp15.000 sekali datang," kata Ketua Komisi IV DPRD, AAN Ketut Agus Nadiputra, saat ditemui di DPRD Badung, Rabu.

Kemudian, para atlet ini juga dikenakan biaya Rp200 ribu untuk membeli kostum. Padahal, Pemkab Badung merancang APBD yang cukup besar seharusnya membantu secara optimal para atletnya yang berlaga di ajang itu.

Selain itu, para atlet Badung yang mengikuti Porsenijar hanya mendapatkan uang saku Rp375 ribu yang dilakukan pemotongan Rp200 ribu untuk membeli baju.

Dibandingkan kabupaten lain seperti Jembrana, masing-masing atletnya mendapatkan uang saku Rp600 ribu. "Ini yang saya sayangkan, karena PAD Badung yang cukup tinggi apakah pantas memberikan uang pembinaan sekecil itu," ujarnya.

Ia mengharapkan, ke depannya tidak ada keluhan dari para atlet Badung seperti ini dan hal ini perlu adanya sinergitas antara eksekutif dan legislatif agar tidak terjadi tumpang tindih untuk membantu anggaran atlet.

"Yang anehnya lagi, justru para pendamping atelt mendapat uang masing-masing Rp2,2 juta, padahal atlet Badung ini yang mendapat bantuan lebih banyak karena berjuang mengharaumkan nama Badung," ujarnya.

Terkait hal ini, pihaknya tidak ingin mencari kambing hitam khusunya yang berkaitan dengan bantuan atlet yang dikelola langsung Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Badung. Namun, ia meminta ajang tahunan ini, Dispora harus ada persiapan yang matang untuk pengangarannya.

"Kami ingin perhatian pemerintah untuk atlet Badung diperhatikan, sehingga terus berprestasi dalam bidang olahraga," ujarnya. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Made Surya

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016