Denpasar (Antara Bali) - Anggota DPRD Bali Cokorda Raka Kertiyasa mengharapkan pemerintah provinsi mengevaluasi kegiatan Pesta Kesenian Bali (PKB) yang menjadi ajang tahunan.

"Ke depan pelaksanaan PKB tersebut perlu dievaluasi, karena akhir ini geregetnya tidak semarak seperti lima tahun sebelumnya, bahkan kesan monoton dirasakan masyarakat," kata Cokorda Kertiyasa di Denpasar, Senin.

Ia mengatakan langkah evaluasi tersebut ditekankan pada pelaksanaan di tingkat provinsi. Sebab gairah masyarakat dan seniman tidak semarak seperti lima tahun sebelumnya, bahkan terkesan monoton dan tidak ada inovasi kesenian yang lebih menonjol, padahal dana yang dianggarkan mencapai Rp6,5 miliar lebih.

"Menurut saya pelaksanaan tahun pertama diselenggarakan di kabupaten dan kota, sedangkan PKB di tingkat Provinsi Bali lebih baik dua tahun sekali. Sehingga gereget penyambutan PKB oleh masyarakat akan lebih semarak," ucap Cokorda Kertiyasa yang akrab dipanggil Cok Ibah.

Dikatakan dengan rentang pelaksanaan dua tahun sekali, maka para seniman akan mempersiapkan garapan keseniannya lebih matang, sehingga para seniman pun dalam pementasan akan mampu penampilkan secara mendalam, begitu juga masyarakat akan lebih antusias untuk menonton pertunjukan itu.

"Saya yakin bila PKB tersebut dipentaskan dalam jangka waktu dua tahun, antusias penonton akan lebih semarak. Dibanding yang kita lihat sekarang, pelaksanaan PKB terkesan hanya untuk kegiatan rutinitas tahunan," ujarnya.

Cok Ibah sangat mendukung kesenian sebagai penunjang kunjungan pariwisata Bali, namun di balik itu berkesenian bagi masyarakat Pulau Dewata adalah bagian dari persembahan kepada Tuhan. Maka setiap kesenian mengandung filosofi dalam kehidupan manusia.

"Kesenian itu penuh dengan filosofi untuk kehidupan. Karena itu perlu penghayatan mendalam dalam setiap seni dan budaya yang dilahirkan oleh seniman di Bali," ucap politikus Partai Golkar ini.

Ia mengatakan mengenai kegiatan PKB tersebut, sebagai anggota Dewan sangat mendukung sekali dalam pelestarian seni dan budaya Bali, namun perlu kembali di evaluasi dalam pelaksanaannya. Karena padatnya kegiatan adat dan keagamaan menyebabkan warga tidak sempat menyaksikan kesenian yang penuh mengandung makna dalam kehidupan ini.

"Saya mendukung berkesenian itu secara berkelanjutan. Bahkan saya mendorong meningkatkan anggaran dana untuk melestarikan kesenian Bali tersebut. Karena nafas kehidupan Bali tidak terlepas dari kesenian," katanya.

Dari pemantauan, menjelang pembukaan PKB Ke-38 pada 11 Juni mendatang yang dijadwalkan akan dibuka Presiden RI Joko Widodo, belum sepenuhnya terlihat. Suasana tempat pawai pun di depan Monumen Bajra Sandi, Renon juga belum maksimal pembangunan panggung kehormatan. (WDY)

Pewarta: Pewarta: I Komang Suparta

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016