London (Antara Bali) - KBRI Oslo beserta empat Kedutaan Besar negara anggota ASEAN, yakni Filipina, Myanmar, Thailand dan Vietnam mengadakan promosi seni dan budaya bersama sebagai satu kesatuan ASEAN di Norwegia.
Pendopo ASEAN meramaikan festival anak terbesar di Norwegia, Stoppested Verden di Museum Kereta Api Kota Hamar, sekitar 120 km di sebelah utara Oslo, demikian Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Oslo, Dilla Trianti kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya Stoppested Verden merupakan festival tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2008 dan menjadi tempat bagi anak-anak di Norwegia untuk mengenal keanekaragaman budaya di dunia. Dalam festival ini, anak-anak diajak berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ditawarkan peserta dari berbagai budaya dan bangsa.
Pendopo ASEAN pada festival tahun ini menampilkan beberapa workshop, di antaranya workshop batik jumputan Indonesia, workshop baju tradisional dan tari dari Thailand.
Para pengunjung, terutama anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan tersebut di Pendopo ASEAN yang menampilkan ASEAN Corner yang dihias berbagai benda khas Myanmar, Vietnam dan Indonesia. Juga diisi dengan kegiatan quiz dan games untuk mengenalkan ASEAN kepada pengunjung.
Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan penganan kecil seperti "dried mango" dari Filipina dan permen kopi dari Indonesia. Untuk lebih memeriahkan pendopo ASEAN, kepada pengunjung juga ditawarkan berbagai kegiatan atraktif berupa permainan tradisional Indonesia yang tidak hanya menarik perhatian dan keingintahuan anak-anak, tetapi juga para orang tuanya, seperti dakon, gasing, egrang, lompat karet dan lempar gelang.
Di panggung utama Stoppested Verden, ASEAN diwakili penampilan dari kelompok tari dari Indonesia- Anak Indonesia, dan kelompok tari dari Thailand. Kelompok tari Anak Indonesia mendapatkan kehormatan untuk tampil sebagai opening act pada acara pembukaan Stoppested Verden hari Sabtu (4/6), dengan tarian Kembang Tanjung dan Bajidor Kahot. Lenggang lincah dan gemulai para penari Anak Indonesia mendapatkan sambutan meriah dan diminta untuk tampil kedua kalinya pada kesempatan tersebut.
Duta Besar RI untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto, yang juga adalah chair dari ASEAN Committee in Oslo (ACO) pada periode pertama tahun 2016, menyampaikan ACO ingin menunjukkan sisi ASEAN yang multikultur kepada publik Norwegia dan kepada komunitas asing yang berada di Norwegia, sesuai dengan visi ASEAN "one caring and sharing community".
"Sedari kecil, anak-anak perlu diperkenalkan pada keanekaragaman budaya dunia, salah satunya adalah budaya negara-negara ASEAN, agar mereka tumbuh dewasa menjadi generasi muda dengan kesadaran multikultur dan rasa toleransi yang tinggi, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perdamaian dunia. Melalui festival ini kita berharap harapanitu akan terwujud," ujar Dubes Yuwono.
Pada festival ini anak-anak diajak mengelilingi dunia dengan konsep transportasi mendekatkan budaya dan bangsa. Selain ASEAN, pengunjung diajak mengenal berbagai kebudayaan lainnya di antaranya Afghanistan, Amerika Serikat, Brazil, India, Jepang, Kazakhstan, Kenya, Mozambik, Norwegia, Palestina, Prancis, Peru, Polandia, RRT, Spanyol, Sierra Leone, Sri Lanka, Timur Tengah, dan Ukraina. Dalam dua hari pelaksanaan festival Stoppested Verden tahun 2016, jumlah total pengunjung mencapai sekitar 10.600 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016
Pendopo ASEAN meramaikan festival anak terbesar di Norwegia, Stoppested Verden di Museum Kereta Api Kota Hamar, sekitar 120 km di sebelah utara Oslo, demikian Sekretaris Dua Pensosbud KBRI Oslo, Dilla Trianti kepada Antara London, Senin.
Dikatakannya Stoppested Verden merupakan festival tahunan yang diselenggarakan sejak tahun 2008 dan menjadi tempat bagi anak-anak di Norwegia untuk mengenal keanekaragaman budaya di dunia. Dalam festival ini, anak-anak diajak berpartisipasi dalam setiap kegiatan yang ditawarkan peserta dari berbagai budaya dan bangsa.
Pendopo ASEAN pada festival tahun ini menampilkan beberapa workshop, di antaranya workshop batik jumputan Indonesia, workshop baju tradisional dan tari dari Thailand.
Para pengunjung, terutama anak-anak terlihat antusias dalam mengikuti berbagai kegiatan tersebut di Pendopo ASEAN yang menampilkan ASEAN Corner yang dihias berbagai benda khas Myanmar, Vietnam dan Indonesia. Juga diisi dengan kegiatan quiz dan games untuk mengenalkan ASEAN kepada pengunjung.
Selain itu, pengunjung juga dimanjakan dengan penganan kecil seperti "dried mango" dari Filipina dan permen kopi dari Indonesia. Untuk lebih memeriahkan pendopo ASEAN, kepada pengunjung juga ditawarkan berbagai kegiatan atraktif berupa permainan tradisional Indonesia yang tidak hanya menarik perhatian dan keingintahuan anak-anak, tetapi juga para orang tuanya, seperti dakon, gasing, egrang, lompat karet dan lempar gelang.
Di panggung utama Stoppested Verden, ASEAN diwakili penampilan dari kelompok tari dari Indonesia- Anak Indonesia, dan kelompok tari dari Thailand. Kelompok tari Anak Indonesia mendapatkan kehormatan untuk tampil sebagai opening act pada acara pembukaan Stoppested Verden hari Sabtu (4/6), dengan tarian Kembang Tanjung dan Bajidor Kahot. Lenggang lincah dan gemulai para penari Anak Indonesia mendapatkan sambutan meriah dan diminta untuk tampil kedua kalinya pada kesempatan tersebut.
Duta Besar RI untuk Norwegia, Yuwono A. Putranto, yang juga adalah chair dari ASEAN Committee in Oslo (ACO) pada periode pertama tahun 2016, menyampaikan ACO ingin menunjukkan sisi ASEAN yang multikultur kepada publik Norwegia dan kepada komunitas asing yang berada di Norwegia, sesuai dengan visi ASEAN "one caring and sharing community".
"Sedari kecil, anak-anak perlu diperkenalkan pada keanekaragaman budaya dunia, salah satunya adalah budaya negara-negara ASEAN, agar mereka tumbuh dewasa menjadi generasi muda dengan kesadaran multikultur dan rasa toleransi yang tinggi, yang pada gilirannya akan memberikan kontribusi yang besar terhadap perdamaian dunia. Melalui festival ini kita berharap harapanitu akan terwujud," ujar Dubes Yuwono.
Pada festival ini anak-anak diajak mengelilingi dunia dengan konsep transportasi mendekatkan budaya dan bangsa. Selain ASEAN, pengunjung diajak mengenal berbagai kebudayaan lainnya di antaranya Afghanistan, Amerika Serikat, Brazil, India, Jepang, Kazakhstan, Kenya, Mozambik, Norwegia, Palestina, Prancis, Peru, Polandia, RRT, Spanyol, Sierra Leone, Sri Lanka, Timur Tengah, dan Ukraina. Dalam dua hari pelaksanaan festival Stoppested Verden tahun 2016, jumlah total pengunjung mencapai sekitar 10.600 orang. (WDY)
COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016