Negara (Antara Bali) - Menteri Kelautan Dan Perikanan Susi Pudjiastuti geleng-geleng kepala, saat mendengar kapal pengeruk pasir di Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Kabupaten Jembrana mangkrak.

Ia sampai memegang kepalanya dengan kedua tangannya, saat tahu kapal yang datang pada tahun 2013 tersebut, dibeli dengan harga Rp25 miliar, dan tidak bisa beroperasi gara-gara tidak ada operatornya.

"Sebenarnya masalah pendangkalan kolam labuh di pelabuhan ini bisa diatasi kalau kapal itu beroperasi. Kok bisa membeli kapal tapi tidak bisa mengoperasikan," katanya, saat melakukan kunjungan kerja ke Pelabuhan Perikanan Nusantara (PPN) Pengambengan, Sabtu.

Selain berkoordinasi dengan Kementerian Pekerjaan Umum Dan Perumahan Rakyat untuk membantu pengerukan, kepada anak buahnya ia memerintahkan agar kapal tersebut bisa dioperasikan, dengan tempo satu hingga dua bulan mendatang.

Hal yang sama juga ia sampaikan saat bertatap muka dengan nelayan setempat, yang salah satunya mengeluhkan pendangkalan di kolam labuh sehingga menyulitkan perahu mereka keluar masuk pelabuhan.

"Saya sudah menghubungi Menteri Pekerjaan Umum Dan Pekerjaan Rakyat karena itu bidang mereka. Saya minta maaf jika janji saya dulu saat datang kesini belum seluruhnya nelayan rasakan, termasuk masalah pendangkalan kolam labuh. Padahal kapal keruknya sudah ada sejak tahun 2013," ujarnya.

Pantauan di lapangan, kapal keruk tersebut saat ini sandar di kolam labuh PPN Pengambengan, dan tidak beroperasi sama sekali.

Informasi yang diperoleh menyebutkan, saat baru datang tahun 2013 lalu, kapal ini sempat beroperasi sekitar dua bulan, namun berhenti dengan alasan ada kerusakan.(GBI)

Pewarta: Pewarta: Gembong Ismadi

Editor : I Gusti Bagus Widyantara


COPYRIGHT © ANTARA News Bali 2016